Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia Dagadu Jalankan Bisnis hingga 24 Tahun

Kompas.com - 30/07/2018, 05:43 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Berawal dari usaha patungan para mahasiswa di Universitas Gadjah Mada (UGM), bisnis asal Yogyakarta dengan nama Dagadu sampai saat ini sudah jalan 24 tahun.

Selama perjalanannya hingga mendapat posisi sebagai salah satu ikon Jogja, ada banyak pasang surut serta tantangan yang dihadapi, berikut dengan pengalaman cara menghadapi itu semua.

Pendiri PT Aseli Dagadu Djokdja, Ahmad Noor Arief, menceritakan mengapa bisnis dia bersama teman-temannya bisa langgeng sampai sekarang. Salah satu yang terbesit dalam benak Arief ketika dilontarkan pertanyaan seperti itu adalah soal konsistensi.

"Kami mencoba konsisten dengan apa yang kami pilih. Dagadu harus berasosiasi dengan Jogja," kata Arief saat berbincang dengan Kompas.com di acara The Big Start Indonesia Season 3 yang diselenggarakan Blibli.com di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Jumat (27/7/2018).

Baca juga: Habis Ribuan Gelas Tiap Hari, Berapa Omzet yang Diraih Kopi Tuku?

Sikap konsisten ini berujung pada bagaimana Dagadu mengatur strategi ke depan, baik untuk membesarkan usaha tersebut maupun dalam hal ekspansi bisnis. Berangkat dari keyakinan merek Dagadu yang sudah sangat melekat dengan Jogja, membuat mereka tidak membuka cabang di luar daerah tersebut.

Selain itu, posisi Dagadu yang sudah diasosiasikan dengan Jogja dimanfaatkan untuk membuat kampanye yang berdampak positif. Arief menyebut, Dagadu merupakan pihak yang membangun slogan "Kapan ke Jogja Lagi?", di mana belakangan slogan ini cukup ramai, bahkan sempat diminta izin pakai oleh salah satu kelompok musisi untuk dijadikan lagu.

Setelah konsisten, Dagadu bisa bertahan juga karena terus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Jika saat awal-awal berdiri tahun 1994 lalu ide hanya dipikirkan oleh para pendiri, sekarang di Dagadu sudah ada tim kreatif yang membantu mengembangkan bisnis melalui berbagai macam bentuk inovasi.

"Kalau dulu kami memikirkan semuanya sendiri, tetapi sekarang kami sudah punya tim kreatif. Ada sembilan orang di studio kreatif, memang macam-macam inspirasinya. Ada yang dari buku, dari film, ada yang berangkat ke kantor ketemu hal apa, peristiwa apa, di situlah muncul inspirasinya," tutur Arief.

Baca juga: Ranjang 69, Kisah Jungkir Baliknya Usaha Mi Ramen Pemuda Kembar

Hal lain yang tak kalah penting menurut Arief adalah soal publikasi. Dia mengakui, ketika belum terlalu dikenal, perkembangan bisnis Dagadu banyak terbantu oleh publikasi melalui media massa. Jika disandingkan dengan saat ini, tentu cara mainnya sudah berbeda karena ada platform e-commerce yang menjadi pilihan konsumen untuk berbelanja.

Meski mempertimbangkan kehadiran e-commerce utamanya marketplace yang serupa dengan toko, Arief memandang memiliki toko atau kios fisik tetap penting. Penting karena karakter pembeli di Indonesia yang sebagian besar dinilai masih membutuhkan pengalaman berbelanja secara langsung.

"Pengalaman mengalami secara fisik itu penting. Misalnya bisnis kuliner, tidak semata-mata rasa, tetapi juga soal suasana," ujar Arief.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com