Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Teken Kerja Sama Pengembangan 10 Bali Baru dengan Qatar

Kompas.com - 01/08/2018, 16:32 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia resmi menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Qatar Investment Authority (QIA) dalam pengembangan 10 destinasi wisata yang ditargetkan menjadi Bali Baru.

Adapun penandatanganan MoU itu dilakukan antara Pemerintah Indonesia dan QIA di Kantor Kementerian Koordinator (Kemenko) bidang Kemaritiman pada Rabu (1/8/2018).

Proses penandatanganan MoU tersebut turut dihadiri Menko bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong, Duta Besar Qatar untuk Indonesia Ahmad bin Jassim Mohammed Ali Al-Hamar, dan CEO QIA Sheikh Abdullah bin Mohammed bin Saud Al Thani.

"Jadi MoU itu adalah untuk investasi bersama di bidang pariwisata terutama menindaklanjuti kesepakatan antara Presiden Jokowi dengan Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani yang merupakan Emir Qatar untuk kerja sama mengembangkan 10 Bali baru," ucap Thomas Lembong saat ditemui di Kantor Kedubes Qatar, Jakarta.

Baca juga: Tony Fernandes: Indonesia Bukan Cuma soal Bali

Dengan ditandatanganinya nota kesepakatan tersebut, QIA bakal menggelontorkan semacam dana bersama dalam bentuk Sovereign wealth funds untuk pengembangan resor dan hotel di 10 destinasi wisata baru Indonesia.

"Nilai investasinya itu berkisar Rp 4 triliun sampai Rp 7 triliun yang akan diberikan bertahap karena kan butuh waktu juga bagi mereka," sebut Thomas.

Thomas menambahkan, 12 bulan setelah penandatanganan MoU tersebut diharapkan sudah ada investasi yang masuk dari QIA. Untuk saat ini, salah satu lokasi pasti bagi QIA untuk berinvestasi adalah di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Untuk lokasi lainnya sedang dipelajari, termasuk beberapa wilayah di Indonesia Timur. Setelah MoU ini akan dibentuk semacam kelompok kerja bersama dan mengambil konsultan kelas internasional yang memang ahli dalam investasi pariwisata dan sarana-sarana pendukung lainnya," kata Thomas.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com