Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rhenald Kasali
Guru Besar Manajemen

Akademisi dan praktisi bisnis yang juga guru besar bidang Ilmu manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sejumlah buku telah dituliskannya antara lain Sembilan Fenomena Bisnis (1997), Change! (2005), Recode Your Change DNA (2007), Disruptions, Tommorow Is Today, Self Disruption dan The Great Shifting. Atas buku-buku yang ditulisnya, Rhenald Kasali mendapat penghargaan Writer of The Year 2018 dari Ikapi

Benarkah Kini Lebih Baik?

Kompas.com - 05/08/2018, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Namun apapun prestasi yang dicapai setiap penerus, selalu dipandang sebagai “ancaman” bagi pendahulu.

Juga ancaman bagi calon-calon penguasa baru. Mereka mungkin suka pada hasilnya, tetapi gelisah ketika keadaan terpaksa dikontraskan dengan masa lalunya atau dengan prestasinya yang belum teruji.

Govindarajan mengatakan, strategi adalah tentang kepemimpinan di hari esok. Tetapi strategi bukanlah sesuatu yang harus dilaksanakan di hari esok. Melainkan hari ini. Kadang pemimpin perlu membuang kebiasaan dan cara000 yang sudah tidak relevan di masa lalu untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Butuh kerelaan dan kedewasaan memandang masa depan baru Indonesia. Sebab ukuran-ukuran obektifnya, baik mikro maupun makro ekonomi sudah ada. Kalau hutang meningkat tinggal kita lihat asetnya bertambah atau tidak. Faktanya aset-aset kita tumbuh diatas hutang yang diambil. Angka kemiskinan menurun, demikian juga angka ketimpangan.

Kecuali anda mengubah parameternya dengan yang dipakai saat anda berkuasa dulu. Dan masih banyak lagi fakta-fakta objektif lainnya yang sulit terbantahkan bahwa banyak keadaan telah berubah menjadi lebih baik. Namun setiap kemajuan selalu menyisakan ruang untuk diperbaiki di hari esok. Juga karakter kemajuan selalu menciptakan masalah baru.

Tetapi biarlah masa lalu itu telah menjadi sejarah, sia-sia untuk diperbaiki. Jadi pemimpin kemarin berhentilah mengubah jalan hidup dan persepsi tentang prestasinya. Berhentilah memberi komentar yang tak perlu kalau hari ini telah menjadi lebih baik.

Dalam bahasa Inggris kita menyebut hari ini sebagai "the present", yaitu hadiah (dari sebuah kerja keras). Sedangkan 5 tahun ke depan, itu adalah misteri (renungan dari Kungfu Panda). Yang akan lebih indah kalau kita semua ikut mengukirnya bersama-sama.

Ah kita kan bukan kanak-kanak lagi, yang saling berebut layangan lalu merobeknya kala kalah, bukan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com