Meski ada keinginan untuk terus menambah outlet, Sarita menyebut pihaknya sedang mengerem pembukaan outlet baru. Hal itu dikarenakan kapasitas produksi bakso mereka yang saat ini masih terbatas, sehingga harus disesuaikan dengan jumlah outlet yang ada.
"Bicara opening outlet di Bakso Boedjangan, kami kejar-kejaran dengan kapasitas pabrik. Sekarang lagi direm, ada opening tapi enggak terlalu banyak karena kami lagi bangun pabrik baru. Pabrik sekarang nanti ditutup, dipindahkan ke pabrik yang lebih besar. Secara kualitas dan standarisasi lebih bagus," kata dia.
Omzet dan pertumbuhan bisnis
Ketika ditanya mengenai berapa omzet Bakso Boedjangan setelah tiga tahun beroperasi dan memiliki puluhan outlet, Sarita enggan membeberkannya. Namun, dia memberi gambaran bahwa rata-rata outlet yang dijalankan oleh mitra bisa Break Even Value (BEV) lebih cepat dari yang dijanjikan dalam kontrak.
"Kalau di atas kertas saat cerita tentang kemitraan, BEV itu di 2,5 tahun. Tapi, pada praktiknya biasanya mitra-mitra yang ada BEV 1 tahun atau di bawah itu. Tapi, kami enggak bisa janjikan itu, yang dijanjikan 2,5 tahun," tutur Sarita.
Mengenai pertumbuhan bisnis Bakso Boedjangan, untuk target pembukaan outlet baru digabung dengan target brand lain di CRP Group. Jika ditotal, CRP Group yang memiliki brand seperti Warunk Upnormal, Nasi Goreng Rempah Mafia, Sambal Khas Karmila, hingga Fish Wow Cheeseee menargetkan memiliki 220 outlet baru tahun ini.
Bicara prospek ke depan, Bakso Boedjangan mengaku akan terus mengadaptasi perubahan dan mengedepankan pengalaman bersantap para konsumennya. Salah satu yang sedang dikaji adalah model layanan self service yang baru dicoba di beberapa outlet Bakso Boedjangan.
"Kalau dulu orang duduk, waiter nyamperin, catat pesanan. Waktu itu kami merasa kalau seperti itu ada potensi salah catat, salah order, akhirnya kami ubah. Sekarang bentuknya konsumen datang, ambil sendiri makanannya. Self service, kemudian di ujungnya ada kasir, langsung bayar. Konsumen akan lebih nyaman, karena dia bisa pilih sendiri apa yang dia mau," papar Sarita.
Baca juga: Dari Makaroni Ngehe, Ali Muharam Raup Omzet Rp 3 Miliar Per Bulan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.