Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serap Minyak Dari KKKS, Pertamina Pastikan Lebih Hemat Biaya

Kompas.com - 16/08/2018, 11:30 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina Persero mengaku siap mengurangi impor minyak mentah dan menyerap lifting dari kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, selain menekan impor, biaya yang dikeluarkan juga lebih sedikit.

"Intinya itu bisa mengurangi biaya transportasi karena minyak mentah nya sudah ada di sini," ujar Nicke di Jakarta, Rabu (16/8/2018).

Nicke mengatakan, terdapat selisih harga antara impor dan membeli minyak mentah dari KKKS. Kalaupun ada tambahan pajak, biayanya masih lebih murah karena menghemat biaya transportasi.

"Sebagaimana arahan presiden, ini kan supaya keseluruhannya bisa diolah di kita," kata Nicke.

Pertamina siap menyerap rata-rata 225.000 barrel per hari. Nicke mengatakan, regulasinya akan diatur oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Nicke mengatakan, kebijakan tersebut juga bisa mendorong prduktivitas ekspor minyak mentah. Ke depan, Pertamina akan lebih selektif untuk melalukan barang-barang modal maupun bahan baku. Jika bisa diproduksi di dalam negeri, maka tidak perlu ekspor.

"Mana yang tidak ada di dalam negeri akan diprioritaskan untuk impor. Kita akan sangat selektif, kita lihat urgensinya," kata Nicke.

Sebelumnya, Menteri ESDM Ignasius Jonan mendorong agar PT Pertamina Persero membeli lifting minyak mentah dari kontraktor kontrak kerja sama (KKKS). Dengan demikian, ekspor minyak mentah tak lagi dilakukan kontraktor asing, tapi oleh Pertamina.

"Sekarang kita bikin kebijakan bahwa Pertamina harus diberikan tawaran, harus beli semua lifting minyak mentah Indonesia," ujar Jonan.

Diketahui, produksi minyak mentah di Indonesia sekitar 700.000-800.000 barrel per hari. Jonan mengatakan, selama ini produksi minyak mentah milik KKKS seperti Chevron, Exxon, Conoco Philips, dan ENI biasanya dijual ke luar negeri. Sementara minyak mentah bagian pemerintah diserahkan ke Pertamina.

Untuk kebijakan baru nanti, Pertamina akan membeli minyak dari KKKS dengan harga pasar. Jangan sampai produksi minyak mentah domestik dijual ke luar negeri sementara Pertamina juga melakukan impor. Jika produksi 800.000 barel perhari, volume yang diekspor sekitar 200.000-300.000 barel perhari. Angka impornya juga tak jauh dari rentang angka tersebut.

"Lalu buat apa ada impor di sini? Perintah presiden, diambil dari lokal supaya hemat biaya transportasi," kata Jonan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com