JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia melakukan relaksasi rerkait batas minimum transaksi swap lindung nilai di bank sentral dari 10 juta dollar AS menjadi 2 juta dollar AS.
Langkah itu diharapkan bisa menekan biaya swap lindung nilai yang dinilai terlampau mahal oleh nasabah dapat menjadi lebih murah.
Baca: Pengusaha Sebut Biaya "Swap" Valas BI Masih Kemahalan
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Nanang Hendarsah mengatakan, BI telah melakukan relaksasi swap hedging sejak 4 tahun yang lalu. Namun, memang minat nasabah tidak terlalu besar.
"Banyak yang mengeluhkan bahwa biaya swap di Indonesia mahal, makannya kalau BI melakukan kebijakan ini diharap ratenya jadi lebih terjangkau," ujar Nanang ketika memberikan penjelasan kepada awak media di gedungnya, Seni (20/8/2018).
Harapannya, dengan adanya batas atas swap rate dari BI dapat meningkatkan efisiensi dari transaksi di pasar uang.
Nanang pun menjelaskan, relaksasi tersebut juga sebagai bentuk penyesuaian dari kenaikan suku bunga acuan BI sebesar 25 bps menjadi 5,5 persen.
"Januari 3 sampai 4 persen yang 1 bulan karena waktu itu kan belum terjadi adanya tekanan kurs ya. Kalau sekarang satu bulan 4,5 persen tetapi kan memang karena suku bunga BI Ratenya naik jadi wajar saja. Seharusnya mungkin yang satu bulan sekitar 4,25 persen tapi kita tidak bisa langsung menurunkan seperti itu. Yang satu tahun pada minggu lalu sekitar 4,79 persen yang di BI," jelas Nanang.
Nanang pun menjelaskan, BI sebenarnya juga memliki instrumen call spread option, skema transaksi lindung nilai dengan rate yang lebih efisien, yaitu 1 hingga 3 persen.
Pihaknya pun berharap nasabah perbankan dapat memanfaatkan instrumen tersebut sebagai salah satu pilihan cara untuk melakukan lindung nilai.
"Jadi sudah tersedia, cuma masalahnya bagaimana minat dari nasabah-nasabahnya. Ini sudah ada sekitar 10 sampai 11 bank yang memiliki izin untuk call spread. BI sudah berusaha untuk melakukan relaksasi," ujar dia.
Adapun saat ini, transaksi lindung nilai swap valas antarbank terus mengalami peningkatan, berada pada posisi Rp 2 miliar per hari. Sebab, bank perlu untuk mengelola likuiditas melalui transaksi swap valas, terutama bank asing untuk mengelola valas.
Namun, transaksi swap nasabah melalui bank masih cukup kecil, yaitu berada pada posisi 100.000 hingga 200.000 dollar AS per hari. Sehingga, pihaknya akan mengajak 20 bank serta 90 perusahaan untuk memberikan sosiasilasi fasilitas swap hedging esok hari.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.