Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Pemecatan Karyawan Tokopedia, idEA Sebut Internal Fraud Bisa Terjadi di Bisnis Apapun

Kompas.com - 30/08/2018, 07:58 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pekan lalu, Tokopedia resmi memberhentikan beberapa oknum karyawannya karena terlibat fraud dalam gelaran flash sale menyambut ulang tahun Tokopedia ke-9.

kasus yang dialami oleh Tokopedia kemarin, dianalogikannya seperti toko offline sedang menggelar program diskon. Kemudian, dari satu juta produk yang didiskon tersebut 49 buah dibeli oleh oknum karyawannya dengan cara yang tidak benar. Tokopedia kemudian mengambil tindakan tegas akan hal ini.

Baca: Tokopedia Pecat Oknum Karyawan yang Diduga Curang dalam "Flash Sale"

 

Hasil audit internal perusahaan membuktikan beberapa oknum karyawan terbukti melakukan pelanggaran transaksi terhadap 49 buah produk dari kampanye promosi Tokopedia.

Menanggapi hal ini, Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung menjelaskan, fraud internal merupakan risiko yang tak terhindarkan bagi perusahaan mana pun.

“Kecurangan oleh oknum internal yang tidak bertanggung jawab lumrah terjadi dari waktu ke waktu, baik di bisnis online maupun offline, bahkan di industri-industri yang regulasinya secara ketat,” ujar Untung dalam keterangan resminya, Rabu (29/8/2018).

Untung mengungkapkan bahwa sikap perusahaan terhadap internal fraud memang berbeda-beda.

“Ada yang mungkin memilih diam, ada juga yang mengambil tindakan tegas seperti yang dilakukan oleh Tokopedia. Pastinya ini pilihan yang sulit, apalagi sebenarnya dari jumlah barangnya kecil sekali. Tokopedia bisa saja memilih diam supaya tidak menimbulkan pemberitaan,” tuturnya.

Menurut Untung, justru hal ini membuktikan komitmen Tokopedia untuk melindungi kepentingan konsumen. Sekaligus menjaga kepercayaan dari masyarakat.

Sementara itu, dirinya menyebutkan bahwa ini bukan pertama kalinya kasus fraud di startup menarik perhatian publik.

Sebelumnya, masyarakat sempat heboh dengan pemberitaan mengenai Grab yang melaporkan karyawan yang melakukan internal fraud hingga Rp 1 miliar, penangkapan order fiktif driver GO-JEK, atau kasus pesanan IPhone di Lazada yang ditukar dengan sabun.

“Lewat teknologi, justru masalah-masalah tersebut bisa lebih mudah terungkap dan dikelola dengan baik. Yang juga penting, harusnya kejadian ini memberikan efek jera bagi oknum tidak bertanggung jawab, bukan malah perusahaan yang terkait. Jangan sampai ketika nanti ada kejadian serupa, pelaku startup jadi malah enggan melaporkan,” ujar Untung.

CEO Tokopedia William Tanuwijaya yang dilansir dari akun instagramnya mengungkapkan, integritas adalah hal yang penting bagi Tokopedia.

“Memang jumlahnya kecil sekali dibanding puluhan juta produk yang terjual setiap bulannya, namun bagi kami ini bukan persoalan seberapa kecil pelanggaran nya. Untuk pelanggaran sekecil apapun, ini adalah masalah kegagalan integritas dalam menjaga titipan kepercayaan yang diberikan kepada Tokopedia,” tulis William.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com