Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fitch: Keuangan Indonesia Lebih Kuat Tahan Tekanan Eksternal

Kompas.com - 03/09/2018, 20:17 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rating BBB/Outlook Stabil yang diperoleh Indonesia dari lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings pada Minggu (2/9/2018) menunjukkan kekuatan kondisi keuangan Indonesia dalam menahan gejolak atau tekanan eksternal.

Kementerian Keuangan menyebut, Fitch turut membandingkan ketahanan Indonesia saat ini dengan periode Taper Tantrum yang terjadi tahun 2013.

Periode Taper Tantrum merupakan istilah dari reaksi pasar atas ucapan dan tindakan Bank Sentral Amerika Serikat kala itu. Bank Sentral AS mengurangi pasokan uang beredar ke pasar dari 85 miliar dollar AS per bulan jadi 55 miliar dollar AS.

Kebijakan itu adalah wujud pengetatan moneter yang menyebabkan investor menarik dana investasi portofolio dari negara berkembang kembali ke AS. Akibatnya, nilai tukar mata uang negara berkembang anjlok, termasuk rupiah, dan dollar AS mengalami penguatan di mana kondisinya mirip dengan saat ini.

"Fitch melihat kondisi keuangan eksternal Indonesia lebih kuat dibanding periode Taper Tantrum di tahun 2013 yang merupakan hasil dari disiplin kebijakan fiskal dan langkah makroprudensial yang meredam kenaikan tajam utang luar negeri swasta," kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Nufransa Wira Sakti melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Senin (3/9/2018) malam.

Frans menjelaskan, Fitch melihat ketahanan kondisi keuangan Indonesia didukung beberapa hal, yaitu beban utang yang rendah dan pertumbuhan ekonomi pada level yang baik.

Fitch juga menyinggung upaya Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan dalam rangka menahan arus modal keluar serta menjaga agar inflasi tetap dalam tingkat yang rendah dan terjaga.

"Selain itu, yang turut mendukung stabilitas adalah kesepakatan bilateral swap dengan Australia, Jepang, dan Korea Selatan serta tetap berpartisipasi dalam Chiang Mai Initiative," tutur Frans.

Meski kondisi keuangan dan perekonomian Indonesia punya ketahanan yang cukup, Fitch tetap menyertakan sejumlah risiko yang harus diwaspadai. Risiko tersebut adalah ketegangan perdagangan internasional yang bisa berdampak pada sentimen negatif dan turunnya harga komoditas.

"Fitch juga melihat ada ruang perbaikan bagi Indonesia ke depan pada peningkatan penerimaan negara, peningkatan pendapatan per kapita, serta perbaikan tata kelola. Perbaikan tersebut dapat didorong melalui upaya reformasi berkelanjutan," ujar Frans.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com