Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kegiatan Ekonomi Masyarakat Lombok Utara Masih Tersendat

Kompas.com - 12/09/2018, 18:07 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini sedang dalam tahap pemulihan setelah diguncang gempa secara berturut-turut bulan lalu, tepatnya pada tanggal 5 Agustus 2018,.

Masyarakat Kabupaten Lombok Utara, sebagai kabupaten dengan kerusakan paling parah sebagian besar masih tinggal di posko-posko pengungsian lantaran rumah yang mereka huni hancur berantakan.

Praktis, kegiatan ekonomi masyarakat Lombok Utara pun terhenti pasca bencana tersebut. Satu bulan pascagempa, sebagian besar masyarakat masih sibuk membersihkan dan membereskan reruntuhan rumah dengan harapan dapat segera membangun kembali.

"Memang pasca gempa akitivas ekonomi masyarakat yang sebagian besar berkebun dan bertani belum berani untuk kembali (beraktivitas), karena posisi kebun cukup jauh meski di sekeliling desa. Mereka masih membersihkan puing-puing saja," ujar Kepala Dusun Murpayung Daya salah satu Dusun di Kabupaten Tanjung, Lombok Utara Herman Yadi kepada Kompas.com, Selasa (12/9/2018).

Baca juga: PLN: Pasokan Listrik di Lombok Sudah 100 Persen Pulih

Dia menyebutkan, minimnya bantuan yang masuk ke dusunnya lantaran akses masuk desa yang cukup sulit karena harus melewati jalan setapak berpasir yang cukup curam dan hanya bisa dilalui motor menjadi salah satu penghambat proses pemulihan pascagempa.

Bahkan, untuk bisa memenuhi kebutuhan air sehari-hari pasca gempa, masyarakat pun harus secara swadaya mengairi dusun mereka dengan memasang pipa dari mata air yang jaraknya sekiat 3 km dari pemukiman. Sebab, pipa-pia saluran air yang ada rusak lantaran terkena kerikil dan bebatuan ketika terjadi gempa.

"Kita ini kan menyambung memakai pipa ketika getaran kan ada batu-batu kecil atau besar yang jatuh, nah pipanya kemudian rusak. Modal nekat masyarakat mau untuk menyambung pipa secara swadaya untuk kebutuhan air bersih," ucap Herman.

Herman pun berharap, bantuan dari segala pihak untuk kebutuhan hunian sementara, makanan, air bersih, dapat segera diberikan kepada masyarakat Dusun Murpayung Daya supaya proses pemulihan bisa berjalan lebih cepat.

"Kami berharap ada yang bisa membantu memberikan terpal, sebab masyarakat sudah ingin kembali ke rumah-rumah mereka, untuk sementara seperti itu. Karena kalau di tenda pengungsian ini satu tenda bisa untuk 5 KK atau sekitar 40an jiwa," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

Whats New
Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com