Pada bulan Januari - September 2017 serangan OPT telah menyebabkan berdampak pada lahan pertanian seluas 368.900 ha dan puso seluas 8.892 ha.
Salah satu kelompok tani yang berhasil menerapkan pengamatan rutin mandiri adalah Kelompok Tani Setia Asih 5, Desa Karang Setia, Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi Jawa Barat.
BACA JUGA: Dongkrak Produktivitas Sawit Rakyat, Kementan Gencarkan Peremajaan
“Hingga saat ini petani masih terus melakukan pengamatan secara rutin yang dilakukan seminggu sekali. Pengamatan rutin menjadikan OPT tidak berkembang, sehingga panen bisa sukses,” ungkap Unda Suhanda salah seorang petani alumni Bimtekdal.
Untuk itu, Unda menyatakan dirinya akan ikut mensosialisasikan ke anggota lain karena hasilnya sudah dirasakan secara nyata. Hasil panen saat ini (17 September 2018) menurutnya mencapai sebesar 7,5 ton/ha.
Hasil ini, jauh lebih tinggi dibandingkan panen sebelumnya yang hanya 1,2 ton/ha. Rendahnya hasil panen pada saat itu disebabkan adanya Zonk atau Klowor, yaitu penyakit virus kerdil rumput/ kerdil hampa yang ditularkan oleh Wereng Batang Coklat (WBC).
Kedepan, pengawalan OPT sejak dini diharapkan terus dilakukan oleh petugas BBPOPT yang bersinergi dengan petugas penyuluh lapangan dan kelompok tani agar panen di setiap musim berhasil.
"BBPOPT akan tetap konsisten mengawal daerah endemis OPT lainnya karena pengawalan OPT sejak dini sudah nyata mampu mengamankan produksi agar stabilitas produksi padi dapat kembali normal bahkan dapat meningkat," pungkas Tri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.