Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perizinan Satu Atap Dorong Peningkatan Kemudahan Berusaha di Indonesia

Kompas.com - 01/11/2018, 12:24 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia menempati peringkat 73 kemudahan berusaha pada 2018. Peringkatnya turun satu level dibandingkan tahun lalu di posisi 72.

Meski begitu, skor kemudahan berusaha Indonesia naik dari 66,54 menjadi 67,96.

Dalam laporan Bank Dunia mengenai Ease of Doing Business, ada sejumlah faktor yang menunjang peningkatan skor Indonesia. Salah satu faktornya adalah kemudahan memulai usaha.

Tahun ini, Indonesia mempermudah memulai usaha dengan menggabungkan pendaftaran beberapa jaminan sosial yang berbeda dan mengurangi biaya notaris.

Analis Bank Dunia, Maksym Iavrskyi mengatakan, dengan birokrasi yang lebih ringkas, ada penghematan pengeluaran yang cukup signifikan.

"Pada 2016-2017, biaya yang dikeluarkan 10,9 persen pendapatan per kapita. Untuk 2017-2018, bisa dihemat jadi 6,1 persen pendapatan per kapita," ujar Iavrskyi dalam video conference di kantor Bank Dunia perwakilan Indonesia, Jakarta, Kamis (1/11/2018).

Kemudahan memulai usaha ditopang adanya pelayanan perizinan satu atap. Diketahui, pemerintah mulai menerapkan Online Single Submission (OSS) yang memudahkan pengurusan perizinan dengan memangkas rantai birokrasi.

Selain menyingkat waktu, OSS juga memangkas anggaran untuk mengurus perizinan. Data Bank Dunia menunjukkan adanya perbaikan indeks kualitas administrasi lahan dari 11,3 pada 2016/2017 menjadi 14,5 pada 2017/2018.

Selain itu, indikator mendapatkan kredit juga membaik dengan meningkatnya ketersediaan informasi kredit. Perbaikan ini membantu mengurangi ketimpangan informasi, meningkatkan akses kredit bagi perusahaan kecil, menurunkan suku bungam meningkatkan disiplin peminjam, serta mendukung pengawasan bank dan pemantauan risiko kredit.

Laporan Bank Dunia juga menyebutkan Indonesia memiliki kinerja yang baik di bidang penyelesaian kepailitan. Tingkat pemulihannya sebesar 65 sen per dollar AS, hampir dua kali lipat rata-rata regional sebesar 35,5 sen.

Di bidang ini, Indonesia menempati urutan ke 36. Pendaftaran properti juga lebh mudah dengan mengurangi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sengketa tanah di pengadilan tingkat pertama.

Transparansi pencatatan tanah juga membaik di Jakarta dan Surabaya.

Untuk memperbaiki peringkat kemudahan berusaha di Indonesia, Bank Dunia memberi sejumlah masukan. Indonesia dapat mengambil manfaat dari reformasi pada bidang-bidang di luar cakupan metodologi Doing Business Grup Bank Dunia yang sangat berpengaruh pada daya saing global.

Misalnya, dengan menghilangkan batas kepemilikan saham asing, mengurangi tarif bea impor, dan menurunkan hambatan untuk mempekerjakan pekerja asing berketerampilan tinggi. Bank Dunia memprediksi, dengan menghilangkan batas kepemilikan saham asing saja bisa menghasilkan tambahan investasi bank asing dan domestik, masing-masing sebesar 4 miliar dollar AS dan 2 milar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com