KOMPAS.com - Indonesia dengan Iran sepakat melakukan kerja sama karantina dalam joint committee on agriculture terkait sanitary and phytosanitary atau yang dikenal dengan protokol karantina.
Dengan protokol itu maka perdagangan komoditas pertanian antar kedua negara dapat dilakukan secara direct, tanpa melalui negara ketiga seperti yang selama ini dilakukan.
Usul pembuatan protokol karantina itu dikemukan Badan Karantina Pertanian (Barantan) dalam pertemuan pembahasan kerja sama antara perwakilan Kedutaan Besar Iran Naser Kamali dan Mohamad Tavakoli dengan Kepala Pusat Kepatuhan, Kerja sama dan Informasi Publik Badan Karantina Pertanian, Arifin Tasriff, di Jakarta, Kamis (1/10/2018).
"Kalau kita bisa direct atau langsung, semoga kita bisa dapat harga yang lebih rasionable," tutur Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Barantan Antarjo Dikin yang juga ikut dalam pertemuan tersebut.
Terkait kerja sama itu, Arifin mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi produk holikultura dan peternakan yang besar untuk di ekspor ke Iran.
"Saya yakin kita mampu memenuhi permintaan Iran," kata Arifin dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Jumat (2/10/2018).
Baca juga: Data BPS, Ekspor Pertanian Meningkat 4,8 Persen Per Tahun
Adapun Naser Kamali yang mewakili Iran menyambut baik pembentukan protokol karantina ini. Bukan hanya itu, pihak Iran juga meminta agar Kementan melalui Barantan segera mengesahkan laboratorium keamanan pangan Iran yang teregistrasi untuk komoditas pangan segar asal tumbuhan.
Dengan adanya pengesahan ini maka ekspor produk Iran tidak lagi terhambat.
"Kami sangat berharap poin poin kerja sama yang telah dibahas dapat selesai pada pertemuan mendatang di bulan Desember," harap Nasser.
Perlu diketahui, saat ini neraca perdagangan Indonesia dengan Iran surplus.
Berdasarkan data perdagangan yang dirilis Kementerian Pertanian (Kementan), nilai impor Indonesia dari Iran pada 2017 hanya sebesar 5.8 persen atau senilai kurang lebih 4 juta dollar AS. Impor itu antara lain berupa kurma, anggur, kacang hijau dqn kacang mede.
Sementara itu, nilai ekspor Indonesia ke Iran pada 2017 sebanyak 69.2 juta dolar AS. Komoditas ekspornya antara lain kelapa sawit, kelapa, karet dan kopi.
"Kami akan dorong manggis, nanas, mangga, lada, nuget, sarang walet dan pakan ternak," kata Antarjo Dikin.
Baca juga: Deal, Ekspor Manggis Indonesia ke Taiwan Dipercepat
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.