Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivitas Politik Dalam Bisnis Perusahaan, Untung atau Buntung?

Kompas.com - 09/11/2018, 06:03 WIB
Yoga Sukmana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keterlibatan politisi di sektor korporasi sudah menjadi hal yang lumrah di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia.

Begitu pun sebaliknya, pengusaha masuk ke dalam politik praktis demi suatu kepentingan.

Namun Professor Fakultas Bisnis dan Hukum Universitas Deakin Australia Ferdinand A. Gil, Alfred menilai, keterlibatan aktivitas politik dalam bisnis tidak bermanfaat positif bagi keberhasilan perusahaan tersebut.

"Justru mempunyai dampak negatif terhadap nilai perusahaan karena besarnya potensi tindak korupsi dan nepotisme yang sudah ramai diberitakan oleh media," ujarnya dalam acara diskusi di Jakarta, Kamis (8/11/2018).

Baca juga: Sri Mulyani: Nominal Defisit APBN Sering Dijadikan Wacana dalam Politik...

Berdasarkan berbagai riset kata dia, perusahaan dengan direktur atau komisioner yang mempunyai hubungan politik tidak mempunyai dampak positif yang signifikan terhadap penghasilan bisnis perusahaan itu sendiri.

Di Indonesia sendiri, keterlibatan politikus dalam bisnis perusahaan tidak diatur oleh undang-undang. Hanya ada aturan OJK menyangkut Politically Exposed Person (PEP) dalam industri jasa keuangan.

Head of Research Center, Faculty of Economics and Business Universitas Airlangga, Iman Harymawan menilai, meski keterlibatan politikus di perusahaan tak dilarang, namun prinsip transparansi dan akuntabel harus dijaga. Menurut dia, perusahaan perlu konsisten terkait hal itu.

Pengawasan etika hubungan politik dan bisnis dinilai sangat diperlukan agar mendorong perusahaan tetap transparan dan akuntabel.

"Namun masih banyak perusahaan yang belum transparan karena sifatnya sebatas sukarela," kata dia.

Di tempat yang sama, Head of Indonesia Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) Deny Poerhadiyanto menilai, budaya whistleblowing harus terus dikembangkan.

Para akuntan juga harus mengambil peran terdepan dalam menjaga etika bisnis, apalagi yang sudah melibatkan hubungan politik.

"Koneksi politik dalam berbisinis seharusnya mempunyai kontribusi positif terhadap perkembangan ekonomi negara, tidak hanya kepentingan individu atau perusahaan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com