Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Berupaya Tingkatkan Kualitas Lulusan SMK

Kompas.com - 10/11/2018, 15:46 WIB
Murti Ali Lingga,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri masih rendah menyerap lulusan Sekolah Menengah Kejurusan (SMK) karena banyak tak siap bekerja. Salah satu sebabnya adalah keahlian atau skill  yang minim.

Kasubdit Direktorat Penyelarasan Kejuruan dan Kerjasama Industri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Saryadi Guyatna, mengatakan, pihaknya hingga kini terus berupaya meningkatkan kualitas lulusan SMK di tanah air. Hal ini dilakukan melalui program dan cara-cara yang telah dicanangkan.

"Untuk mengurai persoalan ini perlu dukungan seluruh pihak dan sangat berharap. Kami yakin permasalahan yang ada bisa kita urai dan mencari solusinya," kata Saryadi dalam bincang Vokasi dan Ironi Pendidikan di Era Milenial di Warung Daun, Jln. Cikini Raya, Nomor 26, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11/2018).

Saryadi menjelaskan, saat ini pihaknya sedang dilakukan pemetaan secara menyeluruh baik sisi program, konsep pendidikan, guru maupun secara kelembagaan.

Baca juga: Lulusan SMK Penyumbang Penggangguran Tertinggi, Ini Kata Menaker

"Kami mendorong untuk level sekolah (SMK) untuk melakukan penyelarasan kurikulum. Artinya, dari sisi konten harus selalu di-update. Karena tuntutan dunia kerja itu selalu berubah," terang dia.

Menurut dia, selain perbaikan dan pembenahan yang dilakukan melalui kurikulum, perlu adanya dukungan pelaku usaha atau setiap perusahaan. Mereka harus memberikan kepercayaa serta kesempatan bagi lulusan SKM utuk diterima di perusahaan. Sebab mereka sudah dan memiliki kemampuan yang mumpuni.

"Banyak industri yang sudah hadir di SMK, kami menyebutnya dengan kelas industri. Jadi perusahaan itu hadir di sekolah. Merancang kurikulum bersama sekolah dan diselaraskan dengan kebutuhan industri. Guru, standarisasi, fasilitas, sertifikasinya juga disiapkan," ujarnya.

Melihat kondisi terkini, Saryadi menyebutkan sudah banyak SMK di Indonesia sudah baik. Baik sisi kelembagaan maupun kualitas lulusannya. Baik dan buruknya "wajah" SMK saat ini perlu dilakukan pembenahan dan pembinaan lanjutan.

"Ketika siswanya lulus langsung bisa direkrut perusahaan-perusahaan. Cukup banyak contoh yang sudah berhasil, mulai BUMN maupun pihak swasta. SMK yang bagus sudah banyak, yang perlu dibina lebih lanjut tidak kalah banyak," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Whats New
OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

Whats New
Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Earn Smart
Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Whats New
Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Whats New
OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

Whats New
Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Whats New
Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Work Smart
PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

Whats New
MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Whats New
Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com