Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penciptaan Lapangan Kerja Baru RI Rata-rata 2,1 Juta per Tahun

Kompas.com - 12/11/2018, 17:42 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Lead Economist Bank Dunia Vivi Alatas mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mengalami kemajuan pesat dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan. Dalam tiga tahun terakhir, setiap tahunnya, rata-rata tercipta 2,1 juta lapangan kerja baru.

"Peningkatan kesempatan kerja jauh lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya," ujar Vivi di Universitas Indonesia, Depok, Senin (12/11/2018).

Meski peningkatannya cukup tinggi, namun Vivi menganggap angka tersebut belum cukup. Indonesia masih butuh lebih banyak lapangan kerja yang tersedia untuk mempercepat pertumbuhan.

Dengan demikian, pemerataan kesempatan kerja bisa lebih merata, terutama bagi anak muda yang masih mencari pekerjaan pertama. Sebab, kata Vivi, angka pengangguran pemuda masih lebih tinggi daripada angka penganggruan nasional.

Artinya, sebagian besar pengangguran ada di usia muda.

"54 persen pekerjaan di 2011-2017 datang dari sektor dengan produktivitas rendah," kata Vivi.

Baca juga: Bappenas: Sudah 9,4 Juta Lapangan Kerja Tercipta di Masa Pemerintahan Jokowi-JK

Indonesia memiliki bonus demografi berupa manusia usia produktif dalam beberapa tahun ke depan. Merekalah yang diharapkan sebagai tonggak pembangunan bangsa.

Namun, harus dipastikan bahwa kesempatan kerja mereka di masa itu masih terbuka luas.

"Adik-adik mahasiswa termasuk bonus demografi itu. Kekhawatirannya apakah setelah adik-adik lulus akan ada pekerjaan yang lebih banyak tercipta untuk kalian," kata Vivi.

Hal lain yang tak kalah penting dalam meningkatkan mobilitas ekonomi adalah keterampilan. Orang yang berdaya saing di era revolusi industri adaah orang-orang yang bisa meningkatkan keterampilannya.

Baca juga: Daya Saing Indonesia Kalah Dibanding Negara-negara Tetangga

Saynagnya, kata Vivi, keterampilan kerja masyarakat Indonesia masih rendah. Ia menyebutkan, 38 persen perusahaan berpendapat bahwa keterampilan kerja menjadi hambatan perusahaan utnuk berkembang.

Oleh karena itu, perusahaan semestinya memberikan pelatihan bagi karyawannya agar memiliki kemampuan yang diinginkan.

"Tapi kenyataannya, hanya 8 persen perusahaan yang memberikan training. Mau tidak mau Indonesia harus meningkatkan kesempatan dalam keterampilan baik dalam atau luar dunia kerja," kata Vivi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com