Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Korban JT 610 Gugat Boeing, Menhub Sebut Itu Hak Individu

Kompas.com - 18/11/2018, 14:45 WIB
Murti Ali Lingga,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pascajatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 beberapa waktu lalu, salah satu keluarga korban menggugat The Boeing Company selaku produsen pesawat Boeing 737 MAX 8.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, tindakan dan upaya yang dilakukan keluarga korban jatuhnya pesawat tersebut merupakan hak individu. Pemerintah tidak akan ikut-ikutan dalam ranah ini.

"Bahwa ada yang menuntut itu hak individu. Jadi pemerintah tidak mungkin ikut dalam persepsi masing-masing," kata Budi kepada awak media di Tangerang, Minggu (18/11/2018).

Baca juga: Kemenhub: Sanksi untuk Lion Air Keluar Akhir November

Budi menyatakan, meskipun tidak ikut campur soal itu, pihaknya berkewajiban melakukan evaluasi terhadap kecelakaan pesawat yang terjadi di perairan Tanjung Karawang, Provinsi Jawa Barat, Senin (29/10/2018) lalu. Kemenhub akan melihat persoalan ini secara konstruktif atau menyeluruh.

"Jadi gini, kalau kami melihat sesuatu itu harus konstruktif. Justifikasi orang bisa saja, tapi kami ada sandarannya. Berulang-ulang kami sudah sampaikan, pihak yang berwenang memberikan evaluasi terhadap kecelakaan ini adalah KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi)," jelasnya.

Dia menambahkan, atas insiden ini pemerintah akan mengeluarkan dan menjatuhkan sanksi kepada manajemen Lion Air. Pihaknya bersama KNKT terus melakukan komunikasi terkait penanganan dan investigasi penyebab jatuhnya pesawat yang merenggut korban jiwa.

"Role atau relnya itu sudah ada. Jadi kami akan tunggu KNKT, apa yang direkomendasi, itu yang akan kami lakukan. Sanksi dikeluarkan pemerintah, tapi rekomendasi oleh KNKT," tuturnya.

Baca juga: Kemendagri Juga Akan Terbitkan Akta Kematian Korban Lion Air yang Belum Teridentifikasi, asal...

Sebelum mengeluarkan rekomendasi kepada Kemenhub, KNKT terus bekerja untuk mendalami kasus ini. Ada beberapa tahapan atau proses yang harus dilalui sebelum mengeluarkan hasil atau result investigasi.

"(Di) KNKT itu ada dua atau tiga tahapan yang harus dilalui. Tahap pertama November akan memberikan data-data, tentang apa fakta-fakta yang ditemukan. Di luar konteks itu, kami secara regulator melakukan (evaluasi). Tapi kami tidak akan menyampaikan dalam domain publik, yang berwenang adalah KNKT. KNKT akan menjelaskan result selama enam bulan. Itu lazim, dan itu berlaku secara internasional," paparnya.

Baca juga: Boeing Digugat Keluarga Korban Lion Air JT 610, Apa Sebabnya?

Sebelumnnya, orang tua korban atas nama Rio Nanda Pratama melayangkan gugatan melalui firma hukum Colson Hicks Eidson dan BartlettChen LLC ke pengadilan Circuit Court of Cook County, Illinois, AS, pada Kamis (14/11/2018) waktu setempat.

“Kami telah mengajukan gugatan terhadap The Boeing Company. Gugatan ini kami ajukan atas nama klien kami yaitu orang tua dari alm. Dr. Rio Nanda Pratama yang tewas ketika pesawat Boeing 737 MAX 8 jatuh ke laut,” kata Curtis Miner dari Colson Hicks Eidson, Jumat (15/11/2018) lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com