Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Nasib Ratusan Pesawat Boeing Pesanan Lion Air?

Kompas.com - 23/11/2018, 07:27 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) hingga tahun 2035 telah memesan 218 pesawat pabrikan Boeing yang akan dikirimkan dari Seattle, Amerika Serikat. Adapun hingga tahun ini terhitung ada 11 pesawat jenis Boeing 737-MAX yang  masuk ke Indonesia, termasuk satu pesawat yang jatuh pada 29 Oktober lalu di perairan Tanjung Karawang.

Direktur Eksekutif Lion Air Daniel Putut Kuncoro mengatakan, nasib ratusan pesawat lain saat ini masih dikaji ulang. Pihaknya masih akan memastikan kembali masalah apa yang menyebabkan kecelakaan tersebut dari sisi pabrikan.

Akhir bulan ini, menurut dia, pihaknya akan terbang ke Seattle, Amerika Serikat, untuk membahas hal ini bersama dengan Boeing.

"Kami akan berangkat ke Boeing. Kami harus ketemu dengan mereka dulu masalahnya apa. Kami harus pastikan. Kami akan diskusikan dengan manajemen Boeing," ujar Daniel ketika ditemui awak media di Gedung DPR selepas rapat kerja dengan Komisi V DPR RI, Kamis (22/11/2018).

Baca juga: Anggota DPR Ini Minta Lion Air Ditutup

Hingga saat ini, rencana kedatangan pesawat masih sesuai dengan jadwal. Namun, ada berbagai pertimbangan yang memungkinkan pengiriman pesawat dijadwalkan ulang.

"Semua masih on schedule, tapi kami akan diskusi dulu. Apakah memang perlu di-reschedule atau bagaimana," sebut dia.

Pihaknya juga ingin memastikan kepada produsen pesawat mengenai keselamatan penerbangan dengan produk pesawat yang sama di masa yang akan datang.

"Saya perlu jaminan pabrikan pesawat bahwa kejadian ini nggak akan terulang kembali," ujar Daniel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com