Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Dagang AS China Bisa Berlangsung hingga 2020?

Kompas.com - 25/11/2018, 08:51 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Ketegangan perdagangan antara AS dan China diprediksi akan sedikit tenang sementara dalam beberapa bulan ke depan. Namun, perang dagang kedua negara diproyeksikan bisa kembali panas hingga tahun 2020.

Steve Brice, chief investment strategist Standard Chartered Private Bank menuturkan, ini khususnya lantaran pada tahun 2020 ada pemilihan presiden AS. Menurut Brice, keputusan Gedung Putih terkait penyelesaian ketegangan perdagangan dengan China akan lebih banyak didorong faktor politik.

Presiden AS Donald Trump sendiri mengincar masa jabatan keduanya di Gedung Putih pada  pemilu tahun 2020 mendatang.

"Saya rasa ini akan menjadi keputusan politik. Apakah ini benar-benar pertanda baik bagi AS untuk menyelesaikan masalah perdagangan (dengan) China hari ini? Bisa saja berargumentasi bahwa sebenarnya dia (Trump) lebih baik (menyelesaikannya) dalam enam bulan sebelum pemilu, sehingga dia punya penarik yang akan membantunya dalam pemilu," ujar Brice seperti dikutip dari CNBC, Minggu (25/11/2018). 

Baca juga: Wapres China: Kami Siap Diskusi dengan AS soal Perang Dagang

Dalam dua poling terakhir di AS, warga Negeri Paman Sam cenderung menyukai upaya Trump menangani perekonomian. Namun, ini gagal mengerek peringkat penerimaan Trump di mata publik.

Kondisi tersebut dapat mengganggu upaya Trump untuk kembali terpilih apabila sektor perekonomian kehilangan energinya.

Adapun Trump dan Presiden China Xi Jinping diekspektasikan untuk berdiskusi terkait perdagangan pada pertemuan G20 di Argentina pekan depan. Akan tetapi, banyak pakar menyatakan bahwa kemungkinan tidak ada progres besar dari diskusi itu.

Baca juga: Jack Ma: Perang Dagang Hal Paling Bodoh di Dunia

Kekhawatiran mengenai perang tarif AS dan China telah menimbulkan volatilitas di pasar global. Para investor pun menyesuaikan posisi mereka untuk mengantisipasi perlambatan pertumbuhan ekonomi dan kinerja keuangan korporasi yang diprediksi terjadi tahun depan.

"Ada banyak alasan untuk lebih khawatir dalam jangka pendek," sebut Brice.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com