SURABAYA, KOMPAS.com — Pesantren memiliki potensi menjadi arus baru penggerak perekonomian nasional. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan, ekosistem pesantren yang begitu besar, terdiri dari santri, pengasuh, alumni, hingga warga sekitar pesantren merupakan modal yang sangat besar dalam menggerakkan ekonomi.
"Ekonomi itu kan basisnya manusia, tidak hanya dalam konsumsi, tetapi juga produksi, karena pesantren sudah dengan sendirinya membuat jaringan silaturahim," ujar Perry ketika memberikan paparan dalam pembukaan Indonesia Shari'a Economic Festival (ISEF) di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (11/12/2018).
Selain dari segi jumlah dan ikatan komunitas, menurut Perry, keunggulan pesantren yang lain adalah tingginya daya juang pesantren sehingga berpotensi besar apabila dikombinasikan dengan kemampuan kewirausahaan, juga konsep pemberdayaan ekonomi pesantren sebagai bagian dari ibadah.
"Ya mari pesantren jangan hanya ngaji fikih, tapi juga ngaji sugih (menjadi kaya)," sebut Perry.
Baca juga: Masa Suatu Saat Harus Impor Bumbu Rawon Halal dari Thailand?
Perry mengatakan, pesantren-pesantren yang sudah maju diharapkan dapat menjadi mentor untuk pesantren lain yang masih dalam tahap mengembangkan unit usahanya. Dia meminta pesantren untuk mengelola pembukuan keuangan unit keuangan dengan lebih sistematis.
"Dalam pengaplikasian laporan keuangan, pesantren harus memisahkan unit usaha dengan kepemilikan pesantren, dengan pemisahan tersebut bisnis pesantren akan semakin dipercaya, orang semakin percaya," ujar Perry.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.