Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS dan China Jadi Pasar Subur Ekspor Perikanan Indonesia

Kompas.com - 18/12/2018, 08:12 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebut, dua negara ekonomi besar yakni Amerika Serikat (AS) dan China masih menjadi pasar terbesar bagi ekspor hasil perikanan Indonesia.

Hal ini diungkapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti Senin (17/12/2018).

Susi menyebut, untuk udang, tuna, dan rajungan pasar ekspor ke AS unggul. Sedangkan, untuk cumi, sotong, gurita, dan rumput laut pasar ekspor China menjuarai.

Berdasarkan data dari Januari- Oktober 2018, 6 komoditas utama tersebut menorehkan ekspor dengan total 621.200 ton atau senilai 3,12 miliar dollar AS.

AS menyerap porsi terbesar ekspor RI pada 3 komoditas utama, yakni udang sebanyak 70 persen dari total ekspor udang, tuna sebanyak 35 persen, dan rajungan-kepiting sebanyak78 persen.

Baca juga: Bandingkan dengan Kenya, Susi Imbau Masyarakat Stop Penggunaan Plastik

Sementara itu, yang dikirim ke China adalah rumput laut sebanyak 74 persen dari seluruh ekspor, dan cumi-sotong-gurita sebanyak 43 persen.

Susi menyebut, dominasi AS sebagai negara tujuan ekspor hasil perikanan Tanah Air tak lepas dari kesepakatan antara AS-Indonesia di mana AS membebaskan pungutan impor perikanan dari Indonesia.

"Ini tanpa perundingan, saya minta secara khusus karena kita sudah banyak memerangi ilegal fishing. Maka dibebaskan menjadi nol. Saya bilang, kalau tidak kapal pencuri saya suruh masuk lagi dan dampaknya bisa ke mereka," paparnya di Gedung Mina Bahari IV KKP, Jakarta Pusat.

Kebijakan ini diungkapkan oleh Susi menguntungkan pihak Indonesia karena nilai tarif impor bisa ditekan hingga ratusan juta dollar.

"Nilainya ratusan juta dollar. AS dulunya tarif impor beragam mulai yang paling kecil 15 persen dan paling tinggi 30-an persen. Ini berkat konsistensi kita melawan ilegal fishing," katanya.

Sudah bukan rahasia lagi, Menteri Susi Pudjiastuti terkenal dengan kebijakannnya yang menenggelamkan kapal-kapal penangkap ikan secara ilegal di perairan Indonesia. Kebijakan Susi tersebut, sempat mendapat banyak sorotan dari berbagai pihak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com