Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPJS Ketenagakerjaan: Tahun Ini Pertumbuhan Kepesertaan Agresif

Kompas.com - 11/01/2019, 17:59 WIB
Murti Ali Lingga,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan) meyakini tahun ini pertumbuhan jumlah kepesertaannya akan meningkat tajam. Optimisme muncul setelah melewati tahun sebelumnya dengan baik.

"Tahun ini pertumbuhan yang agresif," kata Ketua Dewan Pengarah (Dewas) BPJS Ketenagakerjaan, Guntur Witjaksono ditemui di Jakarta Selatan, Jumat (11/1/2019).

Guntur mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru terdapat 120 juta angka pekerja di Indonesia. Sebanyak tujuh juta di antarannya masih menganggur. Jumlah inilah jadi potensi besar untuk digarap jadi perserta.

"Harapannya (jumlah kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan makin) tinggi. Jadi pertumbuhan tambahannya itu pekerja 5 juta," tuturnya.

Dia menyebutkan, dari jumlah pekerja Indonesia saat ini, baru sekitar 40 juta yang terdaftar menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Angka ini dinilai masih sangat kecil, karena belum mencapai setengah dari jumlah total pekerja di Tanah Air.

"Jadi baru sepertiga persen. Itu karena lebih banyak (pekerja Indonesia) informal, petani, tukang ojek, dan lain-lain. Belum sadar masalah perlindungan keternagakerjaan," ungkapnya.

"Itu yang banyak (peserta BPJS Ketenagakerjaan) pekerja mandiri," lanjutnya.

Guntur juga menjelaskan, saat ini manajemen BPJS Ketenagakerjaan sedang merancang Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan (RKAT) BPJS Ketenagakerjaan untuk tahun ini. Sehingga kerangka kerja baru segera selesai dan segera menjalankan serta mewujudkannya.

"Sekarang, awal tahun lagi menyusun RKAT 2019 ini. Kita bulan-bulan ini sibuk dengan menyusun terget.

Pada 2018 lalu, BPJS Ketenagakerjaan mencatatkan hasil positif dengan kinerja pertumbuhan kepesertaan sebanyak 30,5 juta pekerja tercatat aktif. Angka ini telah melampaui target yang ditetapkan, yaitu sebesar 29,6 juta pekerja aktif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com