Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengurai Polemik Harga Tiket Penerbangan Domestik di Indonesia...

Kompas.com - 14/01/2019, 11:39 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Hal itu dilakukan, karena penerbangan dari Aceh ke Jakarta lebih murah jika melalui Bandara Internasional Kuala Lumpur, yang berarti penerbangan internasional dan membutuhkan paspor.

Kompas.com pun mencoba mengecek langsung harga tiket pesawat dari Banda Aceh (BJT) ke Jakarta (CGK), baik penerbangan langsung, maupun transit di Kuala Lumpur (KNO), Malaysia.

Untuk penerbangan menggunakan Lion Air yang transit di KNO, maka tiket perjalanan pulang-pergi dibanderol dengan harga Rp 3.124.000. Sementara penerbangan langsung BTJ-CGK dengan maskapai Batik Air untuk perjalanan PP adalah Rp 3.388.000.

Baca juga: Banda Aceh-Jakarta Bisa Rp 3 Juta Sekali Jalan, Via Kuala Lumpur Rp 2 Juta PP

Petisi Online

Atas adanya permasalah tersebut, muncul sebuah petisi di Change.org yang menuntut Kementerian Perhubungan untuk mengeluarkan kebijakan menurunkan harga tiket penerbangan domestik.

Petisi itu berjudul “Turunkan harga tiket pesawat domestik Indonesia”, diunggah oleh akun bernama Iskandar Zulkarnain, pada pertengahan Desember lalu, dan ditujukan pada Presiden, Menkeu, Menhub, dan beberapa pihak maskapai.

Hingga Senin (14/1/2019), petisi ini telah ditandatangani oleh lebih dari 176 ribu akun. Beberapa di antaranya menyampaikan keluh kesahnya di kolom komentar petisi. Misalnya akun bernama Luthfi Andi.

“Saya merasakan mahalnya penerbangan, berhubung keluarga saya di Pontianak, sementara saya bekerja di Timika. Harga tiket sangat tidak wajar terutama di hari besar, bahkan bisa sampai 6 jutaan hanya untuk satu kali  jalan dan belum PP,” tulisnya.

Komentar lain, ditulis oleh akun Andrie Fransisco.

"Kenaikan itu pasti meresahkan, apalagi kenaikan yang signifikan. Tolong dong, jangan buat kami berenang  untuk mencapai kampung halaman," tulisnya.

Keputusan Menhub dan INACA

Atas banyaknya keluhan masyarakat yang masuk, Kementerian Perhubungan pun memberi respons dan mengambil sikap.

Menhub Budi Karya Sumadi telah mengumpulkan para direksi maskapai penerbangan untuk menurunkan harga tiket penerbangan yang saat ini mereka terapkan.

"Saya memang prihatin dengan adanya tarif-tarif yang relatif mahal. Beberapa hari yang lalu saya sudah minta kepada mereka (direksi maskapai) untuk menurunkan tarif itu," ujar Budi Karya di Citra Garden City, Jakarta, Minggu (13/1/2019).

Baca juga: Asosiasi Maskapai Penerbangan Sepakat Turunkan Harga Tiket Pesawat

Permintaan Menhub ini pun mendapat respon dari maskapai-maskapai penerbangan yang tergabung dalam Indonesia National Air Carriers Association (INACA).

INACA menurunkan harga tiket pesawat mulai dari 20 persen hingga 60 persen, tergantung rute penerbangan, setelah libur Natal dan Tahun Baru. Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum INACA, I Gusti Ngurah Akshara Danadiputra.

“Jadi yang kami lakukan variatif, nanti kami cek absolutnya. Jadi sampai hingga 50 sampai 60 persen, ada yang tertinggi seperti itu. Yang pasti di atas 20 persen sampai 60 persen,” ujar dia di Jakarta, Minggu (13/1/2019).

Mereka mengatakan akan menurunkan tarif tiket penerbangan, dengan bantuan berbagai stakeholder terkait, seperti Angkasa Pura dan Airnav Indonesia.

Namun, INACA juga meminta kepada Pertamina untuk turut menurunkan harga avtur yang menjadi bahan bakar pesawat, setidaknya 10 persen dari harga semula.

Baca juga: Tarif Tiket Pesawat Turun, INACA Minta Pertamina Turunkan Harga Avtur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com