Pendiri dan pimpinan raksasa internet Alibaba Group Jack Ma mengatakan, pekerjaan pertama Anda adalah hal yang sangat penting. Hal ini diungkapkan Ma kepada generasi muda dalam diskusi panel di Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss.
"Pekerjaan pertama Anda adalah hal yang paling penting," sebut Ma seperti dikutip dari CNBC, Jumat (25/1/2019).
Menurut Ma, pekerjaan pertama Anda tidak harus pekerjaan impian atau pekerjaan yang sangat Anda nikmati. Namun, pekerjaan pertama haruslah pekerjaan yang memungkinkan Anda belajar dari orang lain.
"Bukan harus perusahaan yang memiliki nama besar, tetapi Anda harus menemukan atasan yang baik yang bisa mengajarkan Anda bagaimana menjadi manusia seutuhnya, bagaimana melakukan sesuatu dengan benar, sesuai, dan Anda harus tetap (bekerja) di sana," tutur Ma.
Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Ingin Bangun Karier di Luar Negeri? Cek 5 Negara Pilihan Ekspatriat Ini
Kebijakan menaikkan harga tiket pesawat yang diambil oleh sejumlah maskapai Tanah Air beberapa waktu lalu, ternyata tak hanya turunkan jumlah penumpang.
Kenaikan harga tiket juga berperan besar dalam melemahnya sektor wisata bahkan inflasi ekonomi. Sebelumnya, sejumlah maskapai memang menaikkan nominal harga tiket pesawat.
Bahan pihak Garuda Indonesia selaku maskapai BUMN mengakui sebagai inisiator maskapai yang menaikkan harga. Setelah keputusan ini dibuat oleh maskapai plat merah itu, maskapai-maskapai lain pun sontak mengikutinya menaikkan harga tiket pesawat.
Ini tentunya memberatkan konsumen. Apalagi, maskapai yang terbilang menghadirkan tiket murah atau low cost carrier kini menerapkan biaya bagasi.
Baca selengkapnya di sini
Baca juga: YLKI Duga Ada Kartel dalam Kenaikan Harga Tiket Pesawat
Presiden Joko Widodo ( Jokowi) menemui ratusan nasabah program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) di Lapangan Alun-Alun Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (25/1/2019).
Selain menderngar cerita nasabah Mekaar, Jokowi juga membagikan pengalamannya ketika memulai usaha dan cerita tentang tetangganya mengenai permodalan membuka usaha.
"Saya dulu memulai usaha dengan uang yang kecil, kalau ibu Rp 2 juta, dulu saya Rp 10 juta," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, kesuksesan sebuah usaha tidak diukur seberapa besar dan banyak modalnya. Namun lebih kepada niat awal untuk memulai dan kejujuran ketika mendapat modal. Sehingga bisa berkembang dan maju.
Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Kepada Ibu-ibu, Jokowi Bagikan Kunci Sukses untuk Jalankan Usaha
Pemerintah Malaysia menargetkan untuk mencaplok porsi produk halal senilai 300 juta dollar AS pada Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang. Ini khususnya di sektor makanan dan minuman.
Dikutip dari New Straits Times, Jumat (25/1/2019), Menteri Pengembangan Kewirausahaan Datuk Seri Mohd Redzuan Md Yusof mengatakan, perusahaan-perusahaan Jepang telah menyatakan minat besar terhadap produk makanan dan minuman Malaysia. Ini termasuk pula sektor kesehatan dan kecantikan.
"Jepang telah membuka pintu mereka kepada pasar (produk) halal dibandingkan 10 tahun lalu, dan apabila UKM Malaysia tidak mengambil kesempatan ini, maka akan sangat rugi," kata Mohd Redzuan.
Pada tahun 2017, ekspor produk halal Malaysia ke Jepang mencapai nilai 2,8 miliar ringgit. Angka ini diprediksi terus meningkat menjadi 3,1 miliar ringgit pada 2018, 3,4 miliar ringgit pada 2019, dan 3,7 miliar ringgit pada 2020.
Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Kalah dari Malaysia, Pangsa Ekspor Produk Halal Indonesia Baru 10 Persen
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia ( YLKI) menilai tingginya harga tiket pesawat dan penghapusan layanan bagasi gratis bisa jadi bumerang bagi maskapai penerbangan nasional.
Ketua Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, dengan adanya kebijakan tersebut para maskapai bisa ditinggal pelanggannya. Sebab, dengan harga yang semakin melonjak para penumpang bisa berpindah ke moda transportasi lain.
"Ini bisa jadi bumerang bagi maskapai dan pemerintah. Banyak penerbangan yang dibatalkan karena sepi penumpang. Pemerintah harua mengatur ulang mengenai hal ini," ujar Tulus di Jakarta, Jumat (25/1/2019).
Seharusnya lanjut Tulus, para maskapai melakukannya secara bertahap. Sebab, saat ini masyarakat telah terbiasa dengan tarif maskapai murah.
Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Bagasi Berbayar, Harga Tiket Pesawat Harusnya Turun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.