Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaatkan Bonus Demografi, Ini Kunci Dorong Penciptaan Lapangan Kerja

Kompas.com - 29/01/2019, 16:45 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, agar menjadi negara maju, Indonesia harus memanfaatkan bonus demografi yang mencapai puncaknya pada 2020-2025.

Saat itu, mayoritas penduduk Indonesia berada di usia muda dan produktif.

Oleh karena itu, perlu merancang strategi untuk mengiptimalkan bonus demografi tersebut, salah satunya dengan menyediakan lapangan kerja yang luas. Hal ini menjadi fokus utama Bappenas dalam Indonesia Development Forum 2019 yang akan digelar pada Juli 2019.

"IDF tahun ini fokus pada strategi menciptakan lapangan kerja, meningkatkan produktivitas, dan memastikan bahwa seluruh masyarakat memiliki akses terhadap pekerjaan yang layak," ujar Bambang di kantor Bappenas, Jakarta, Selasa (29/1/2019).

Baca juga: Begini Cara Manfaatkan Bonus Demografi untuk Dongkrak Ekonomi

Bambang mengatakan, produktivitas bisa muncul jika lapangan kerja terbuka seluas-luasnya. Lapangan kerja bisa muncul dari investasi domestik, luar negeri, hingga UMKM.

Hal ini secara langsung dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Di negara maju, kata Bambang, tingkat penganggurannya hanya sekitar 2-3 persen.

Isu pemerataan masih akan diangkat dalam IDF 2019 karena tujuan utamanya adalah pertumbuhan yang inklusif.

"Maka kita beri perhatian khusus baik dari sisi demand yaitu siapa yang bisa menciptakan lapangan kerja, dan sisi penawaannya, tenaga kerja seperti apa yang dibutuhkan pemberi kerja," kata Bambang.

Baca juga: Hadapi Bonus Demografi, Menkeu Tegaskan Pentingnya Investasi SDM

Setidaknya ada sejumlah poin yang akan menjadi kunci pendorong peningkatan peluang kerja yang akan dibahas dalam IDF 2019. Pertama, mempercepat transformasi struktural.

Di poin ini akan dibahas bagaimana Indonesia mempercepat transformasi struktural ekonomi dengan baik, termasuk kebijakan apa yang bisa mendorong produktivitas. Kemudian, reformasi sistem pendidikan dan pelatihan vokasi untuk pekerjaan masa depan, yakni dibahas bagaimana mempersiapkan generasi berikutnya agar kemampuannya sesuai dengan keinginan pencari kerja.

Ketiga, menciptakan peluang kerja yang inklusif. Dalam hal ini, pemerataan dilakukan untuk menghapus sekat bagi perempuan, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan lainnya.

Selain itu juga dengan mendorong perbaikan iklim investasi untuk penciptaan lapangan kerja. Dalam IDF 2019 juga akan dibahas upaya mengembangkan UMKM yang berdaya saing global. 

Baca juga: Gubernur BI Minta Sarjana Ekonomi Majukan Ekonomi Digital dan UMKM

"Kita tidak mau hanya sekadar menciptakan UMKM, tapi UMKM harus naik kelas dan bisa mempekerjakan orang lain," kata Bambang.

Selain itu, penting juga meningkatkan kualitas modal manusia serta mengembangkan talenta dan pasar lokal. Hal terakhir yang tak kalah penting adalah mendorong pembinaan terhadap pelaku usaha sosial, terutama kaum milenial.

"Tujuan berkelanjuan yang diinginkan adalah banyak partisipasi di luar pemerintah, khususnya kaum milenial untuk social enterprise," kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Whats New
IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com