Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut : Utang Kita Semuanya Produktif

Kompas.com - 31/01/2019, 16:29 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, utang pemerintah Indonesia bukan digunakan untuk sesuatu yang sia-sia.

Utang-utang tersebut digunakan secara produktif untuk kegiatan pembangunan. Salah satunya yang dikejar pemerintah Joko Widodo dan Jusuf Kalla sejak awal adalah pembangunan infrastruktur,

"Pemerintah berutang karena penerimaan belum pas dengan kebutuhan. Tapi utang kita semuanya produktif," ujar Luhut di Jakarta, Kamis (31/1/2019).

Pada 2014, pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung turun.

Baca juga: Sri Mulyani Sebut di Tahun Politik Banyak Orang Terobsesi dengan Utang dan Pajak

Selain itu, pembangunan infrastrukturnya tertinggal dibandingkan negara berkembang lainnya. Pertumbuhan pendapatan dari pajak juga stagnan sehingga utang diperlukan untuk membayar bunga utang yang lalu.

Di saat yang sama, butuh peningkatan belanja pemerintah untuk mendorong perekonomian dengan belanja produktif di bidang pendidikan, infrastruktur, kesehatan, dan alokasi dana desa.

Utang menjadi salah satu opsi sumber pembiayaan di samping peningkatan rasio pajak. Namun, pemerintah menjaga agar nilainya tetap di bawah 30 persen.

"Kita utang itu kan atas persetujuan DPR juga," kata Luhut.

Baca juga: Ekonom: Masyarakat Kerap Keliru Pahami Utang Negara

Luhut mengatakan, meski menggunakan utang sebagai instrumen pembangunan, namun pemerintah tetap berhemat. Ia mencontohkan proyek LRT Jakarta yang dirancang anak buahnya.

Dengan perhitungan yang tepat dan efisiensi biaya, bisa menghemat anggaran hingga Rp 1 triliun. Selama tidak lebih dari 30 persen dari produk domestik bruto (PDB) atau GDP, kata Luhut, perekonomian Indonesia masih sehat.

"Utang kita termasuk rendah dari negara lain. Masih 29 persen dari GDP," kata Luhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com