Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Brexit, Pertumbuhan Ekonomi Inggris Semakin Anjlok di 2019

Kompas.com - 08/02/2019, 07:45 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber CNBC

LONDON, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi Inggris diprediksi akan mencapai titik terlemahnya dalam satu dekade karena ketidakjelasan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) juga melemahnya perekonomian global.

Bank sentral Inggris Bank of England (BoE) mengatakan, pertumbuhan ekonomi Inggris pada 2019 akan lebih lambat dibandingkan dengan 2018 yang telah melemah lantaran Brexit.

Anggota Komite Kebijakan Moneter (MPC) BoE yang dipimpin Mark Carney pun memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunga dan menahannya di posisi 0,75 persen 50 hari sebelum resminya Inggris keluar dari Uni Eropa.

Baca juga: Brexit, Airbus Ancam Pindahkan Pabrik Sayap Pesawat dari Inggris

"Pertumbuhan ekonomi Inggris telah melemah pada akhir 2018 lalu, dan diprediksi akan kembali melemah di awal tahun 2019. Perlambatan ini nantinya tercermin dari melemahnya aktifitas di luar negeri juga dampak dari Brexit di dalam negeri," ujar para pembuat kebijakan di bank sentral seperti dikutip dari CNBC, Jumat (8/2/2019).

BOE menurunkan target pertumbuhan ekonominya di 2019 secara tajam dari 1,7 persen pada November lalu, menjadi hanya 1,2 persen.

Revisi tersebut merupakan pemangkasan prediksi pertumbuhan ekonomi terbesar setelah periode referendum Brexit pada 2016 lalu. Hal tersebut sekaligus mengonfirmasi bahwa bank sentral memproyeksi pertumbuhan ekonomi Inggris akan kembali melemah setelah krisis finansial global 2008 lalu.

Baca juga: Bank Dunia: Dampak Ekonomi Brexit Tak Hanya Pukul Inggris dan Uni Eropa

Adapun untuk 2020, pertumbuhan ekonomi pun direvisi akan berada pada posisi 1,5 persen dari yang sebelumnya 1,7 persen.

Gubernur BoE Mark Carney mengatakan, jatuhnya harga minyak mentah akan membuat inflasii Inggris di bawah target 2 persen dalam jangka pendek sebelum akhirnya kembali naik dan sedikit melampaui target dalam satu tahun.

Keputusan bank sentral sekaligus proyeksi makroekonomi tersebut dilakukan seiring dengan pertemuan Perdana Menteri Inggris Theresia May dengan pimpinan Uni Eropa di Brussels. Dia ingin meyakinkan Uni Eropa mempertimbangkan untuk membuat perubahan yang mengikat secara hukum pada kesepakatan Brexit.

"Kabut Brexit menciptakan ketegangan di pasar keuangan. Sekarang, bagaimana ketegangan-ketegangan ini direkonsiliasi begitu kabut diangkat akan memiliki konsekuensi bagi jalur kebijakan moneter dengan cara yang tidak dapat diprediksi sebelumnya,” ungkap Carney.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com