Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaduh soal Tiket dan Bagasi, Maskapai Diminta Beri Penjelasan kepada Publik

Kompas.com - 10/02/2019, 21:15 WIB
Murti Ali Lingga,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan meminta maskapai penerbangan lebih aktif menjelaskan kepada masyarakat terkait tiket dan kebijakan bagasi berbayar

Dua hal itu dianggap sudah menimbulkan kegaduhan dan mendapat sorotan khalayak luas.

"Akhir-akhir ini terjadi kegaduhan. Sebenarnya, menurut pendapat saya, pengguna jasa kurang mendapat penjelasan dan sosiasilasi," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Polana B Pramesti di Tangerang, Banten, Minggu (10/2/2019).

Menurut Pramesti, minimnya penjelasan dan informasi yang diperoleh masyarakat atau pengguna jasa jadi pangkal persoalan selama ini.

Sehingga, timbul pandangan yang kurang baik kepada perusahaan maskapai penerbangan terkait kebijakan itu. Hal inilah yang harus dicermati dan antisipasi manajemen maskapai di Tanah Air.

Baca juga: YLKI Duga Ada Kartel dalam Kenaikan Harga Tiket Pesawat

"Terkait tiket, bagasi (berbayar), kargo, saya barharap (maskapai) melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Apalagi sekarnag sistem elektronik, jadi mudah," imbuhnya.

Dia menyebutkan, jika tarif atau harga tiket mengalami kenaikan, manajeman maskapai penerbangan harus menjelaskannya kepada publik. Apa alasan dan dasar yang kuat sehingga ada kenaikan. Akhirnya, masyarakat menjadi tahu secara gamblang.

"Jadi harus diberikan penjelasan, komponen apa saja yang mempenagaruhi atau faktornya," ujarnya.

Baca juga: Ini Alasan Harga Tiket Pesawat Rute Domestik Lebih Mahal dari Internasional

Selain pokok itu, Pramesti juga mengajak dan menekankan maskapai penerbangan harus selalu mengampanyekan keselamatan dan kenyamanan penerbangan. Harus lebih gencar dan aktif memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat luas.

Ia menilai, selama ini tingkat kesadaran dan pemahaman orang tentang keselamatan dan kenyamanan penerbangan masih kurang baik. Sehingga harus didorong lebih kuat.

"Sosialisasi ini lebih digencarkan tentang keselamatan. Apalagi yang pertama kali naik pesawat, pasti masih ada yang menggunakan handphone," ucapnya.

Baca juga: Citilink Bantah Ada Permainan Kartel dalam Kenaikan Harga Tiket Pesawat

Beberapa pekan lalu, harga tiket dan kebijakan bagasi berbayar oleh maskapai penerbangan mendapat sorotan banyak kalangan. Aturan ini dianggap memberatkan dan membebani masyarakat yang hendak menggunakan moda transportasi udara. Meskipun pada akhirnya aturannya ini ditunda dan dibantalkan sejumlah maskapai penerbangan.

Setelah itu, menucul persoalan baru yakni terkait kenaikan tarif Surat Muatan Udara (SMU) atau Kargo Udara tak diatur dalam undang-undang. Kenaikan tarif SMU yang diberlakukan maskapai sebelumnya dipersoalkan para perusahaan penyedia jasa pengiriman barang/logistik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com