Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Kubu Capres Paling Banyak "Perang Online" soal Infrastruktur dan Pangan

Kompas.com - 15/02/2019, 17:54 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sistem monitoring media online, Drone Emprit, menganalisis gejolak dunia maya mengenai tema debat calon presiden kedua mengenai pangan, infrastruktur, energi, lingkungan hidup dan sumber daya alam.

Dari riset yang diakukan Drone Emprit selama sebulan, diketahui bahwa perang online antara kedua kubu maupun pendukungnya di dunia maya paling banyak soal infrastruktur dan pangan.

Adu kicauan tentang isu tersebut paling banyak terdapat di media sosial Twitter.

"Isu pangan dan infrastruktur paling banyak dibincangkan keduanya," ujar Pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi di Jakarta, Jumat (15/2/2019).

Baca juga: Jokowi dan Prabowo, Siapa Lebih Punya Jawaban soal Pangan?

Ismail mengatakan, kedua isu tersebut paling banyak digunakan kubu Prabowo Subianto untuk menyerang kubu Joko Widodo. Di sisi lain, kubu Jokowi banyak memperbincangkan dua isu itu kebanyakan sebagai klarifikasi atas serangan dan meluruskan berita-berita bohong.

Kubu Jokowi cenderung mengangkat keberhasilan mereka di sisi infrastuktur sebagai alat promosi untuk menaikkan popularitas dan elektabilitas.

Namun, kata Ismail, kubu Jokowi lebih sedikit menyerang kubu Prabowo pada topik-topik ini karena belum terlihat gagasannya soal infrastruktur maupun pangan sehingga tidak bisa jadi bahan untuk "digoreng".

"Belum tampak ada program yang bisa diserang. Kubu 01 mungkin berpikir, daripada menyerang, lebih baik mempromosikan program sendiri," kata Ismail.

Untuk sektor pangan, Drone Emprit menangkap fenomena yang berbeda antara kubu Jokowi dan Prabowo. Di kelompok kicauan kubu Jokowi dan pendukungnya di dunia maya, warnanya lebih banyak hijau dan sedikit warna merah. Hal ini menandakan bahwa lebih banyak kicauan positif yang disampaikan kubu mereka dan hanya sedikit kicauan bernada negatif.

Sebaliknya, di kelompok Prabowo dan pendukungnya terdapat indikator berwarna merah yang lebih besar ketimbang warna hijau. Hal ini menandakan, kicauan bernada negatif dari kubu kedua lebih banyak ketimbang kicauan bernada positif.

Salah satu yang menyebabkan kicauan negatif soal pangan yakni kebiasaan cawapres Prabowo, Sandiaga Uno, yang hampir selalu membahas pangan setiap kali mengunjungi konstituen. Misalnya, saat ia membahas tempe setipis kartu ATM, sulitnya petani untuk panen, hingga mahalnya harga pangan.

Grafik serupa juga terlihat saat pembahasan isu infrastruktur.

"Infrastruktur (grafiknya) cenderung bagus Jokowi dibandingkan Prabowo. Merah sentimennya negatif karena 02 banyak menyerang," kata Ismail.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Visi Misi Capres-Cawapres Bidang Pangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com