Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER EKONOMI]: AirAsia Menghilang di Traveloka|Jokowi Sebut Prabowo Kurang Optimistis

Kompas.com - 18/02/2019, 05:08 WIB
Erlangga Djumena

Editor

1. "Menghilang" dari Traveloka dan Tiket.com, Ini Kata AirAsia - Kompas.com

 Maskapai AirAsia Indonesia mengindikasikan adanya intervensi oleh kompetitor kepada agen perjalanan daring (OTA), seperti Traveloka dan Tiket.com terkait menghilangnya AirAsia dari kanal penjualan tersebut.

"Kita melihat adanya indikasi, adanya perintah yang memberikan tekanan kepada OTA," kata Direktur Niaga AirAsia Rifai Taberi seperti dilansir Antara di Jakarta, Minggu (17/2/2019).

Rifai mengaku mengetahui kejadian tersebut sejak Minggu lalu karena banyaknya pelanggan yang menanyakan terkait menghilangnya AirAsia dari dua OTA terbesar, yakni Traveloka dan Tiket.com.

"Yang aneh kok secara tiba-tiba dan satu per satu tidak menjual, karena selama ini biasa saja, kita sudah klarifikasi karena kita mitra dengan para OTA, mereka secara formal menjawab ada masalah teknis," katanya.

Baca selengkapnya di sini

Baca juga: Traveloka Akuisisi 3 Agen Perjalanan Online Sekaligus

2. Berawal dari Cari Uang Tambahan, Bisnis Habibullah Kini Beromzet Rp 300 Juta Sebulan

Uang bulanan dari orangtua yang pas-pasan memaksa Muhammad Habibullah mencari duit tambahan buat biaya hidup selama kuliah dan kos di Bandung. Pilihan pria asal Bogor ini jatuh pada pembuatan kaus bertema gim dan gelang tali prusik.

Maklum, ketika itu dia maniak bermain gim daring. Karena itu, ia menawarkan produknya ke komunitas gim online bentukannya: P-Clothes. Kata P, Habibullah ambil dari nickname gim onlinenya, Purwa.

Lantaran sering order dalam jumlah banyak, bisa 100 potong per minggu, pemilik konveksi, tempatnya memproduksi kaus gim, menawarkan Habib, panggilan sehari-hari Muhammad Habibullah, untuk menjual kaus polos.

Baca selengkapnya di sini

Baca juga: Cerita CEO Ruangguru, Mengejar 128 Tahun Ketertinggalan Pendidikan

 

3. "CEK FAKTA: Jokowi Klaim Tak Ada Kebakaran Hutan dan Lahan 3 Tahun Terakhir"

Calon presiden nomor urut 01 yang juga petahana, Joko Widodo, menyatakan bahwa pemerintah yang dipimpinnya berhasil mengatasi kebakaran hutan dan lahan dalam tiga tahun terakhir.

"Dalam lingkungan hidup, kebakaran lahan gambut tidak terjadi lagi dan ini sudah bisa kita atasi. Dalam tiga tahun ini tidak terjadi kebakaran, hutan, kebakaran lahan gambut. Itu adalah kerja keras kita semua," kata Jokowi, dalam debat yang berlangsung Minggu (17/2/2019).

Benarkah pernyataan itu? Berdasarkan data Direktorat Pengendalian Kerusakan Gambut di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, memang terjadi penurunan luas wilayah kebakaran hutan dan lahan.

Menurut data Sipongo yang merupakan Karhutla Monitoring System, terdapat 14.604,84 hektar lahan yang terbakar pada 2016. Angka ini kemudian berkurang menjadi 11.127,49 hektar pada 2017 dan 4.666,39 hektar pada 2018.

Baca selengkapnya di sini

Baca juga: Jokowi: 3 Tahun Ini Tak Terjadi Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut

 

4. Hari Ini, Pertamina Turunkan Harga Avtur

PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga jual avtur yang berlaku pada 16 Februari 2019 mulai pukul 00.00 WIB.

Media Communication Manager Pertamina Arya Dwi Paramita menjelaskan, Pertamina secara rutin melakukan evaluasi dan penyesuaian harga avtur secara periodik, yaitu sebanyak dua kali dalam sebulan. Untuk periode kali ini (16 Februari 2019), harga avtur mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya.

"Sebagai contoh harga avtur (published rate) untuk Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng mengalami penurunan dari sebelumnya Rp 8.210 per liter menjadi Rp 7.960 per liter," kata Arya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Baca selengkapnya di sini

Baca juga: Luhut: Kita Mau Avtur Tidak Dimonopoli

5. "Pak Prabowo Ini Kelihatannya Kurang Optimis..."

Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo mengatakan, dengan pembangunan sumber daya manusia yang akan dilakukannya bisa mempersiapkan bangsa Indonesia menuju revolusi industri 4.0.

Dia mencontohkan, untuk menyongsong revolusi industri 4.0, dirinya akan memperkenalkan para petani dengan market place. Diharapkan, para petani bisa memasarkan produknya di situ.

“Sehingga hubungan antara petani dan konsumen semakin dekat, menyiapkan juga usaha mikro untuk tahu memanfaatkan online sitem, sehingga membangun ekositem offline dan offline sangat diperlukan dalam waktu yang cepat. Ini lah proses-proses yang kita kerjakan di lapangan sehingga kita tidak tertinggal dengan negara lain dalam menyongsong revolusi industri 4.0,” ujar Jokowi dalam debat kanditat Pilpres 2019, Minggu (17/2/2019).

Jokowi menambahkan, untuk menyongsong revolusi industri 4.0 selama 4 tahun ini dirinya sudah membangun sistem palapa ring di seluruh Indonesia.

Baca selengkapnya di sini

Baca juga: Prabowo: Masalahnya Kekayaan Kita Tidak Tinggal di Republik...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com