Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Perdagangan Bantah Daya Beli Masyarakat Menurun

Kompas.com - 10/08/2017, 14:54 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita membantah bahwa saat ini daya beli masyarakat sedang mengalami penurunan. Sebab, dirinya melihat, dari beberapa ritel modern yang beroperasi hanya ada satu ritel yang mengalami penurunan yakni Hero.

"Saya katakan hanya satu retail yang turun yaitu Hero, karena dia menutup sebagian outletnya dalam rangka efisiensi tetapi labanya naik 257 persen," papar Mendag di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (10/8/2017).

Selain itu, lanjut Mendag, ritel modern lainnya seperti Matahari Department Store, Indomaret, dan Alfamart, Ramayana tidak mengalami penurunan volume penjualan jika dibandingkan dengan tahun lalu.

"Naik semua secara year on year. Jadi kalau dibilang turun, data siapa yang bilang turun, datanya semua bisa diakses karena mereka perusahaan publik, tidak ada satupun yang turun," papar Mendag.

(Baca: Faisal Basri: Daya Beli Masyarakat Tidak Melemah, Merosot atau Turun)

 

Mendag menegaskan, agar daya beli masyarakat jangan dikaitan dengan laba yang diperoleh perusahaan, sebab, tidak ada korelasi atau hubungan daya beli dengan laba perusahaan.

"Jangan kaitkan dengan laba, kami berbicara volume perdagangan," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani melihat tren penurunan daya beli dari sudut pandang berbeda.

Dia mengatakan, tren penurunan daya beli yang saat ini menjadi polemik terjadi karena adanya tren penurunan angka serapan tenaga kerja formal.

Hariyadi menjelaskan, jika melihat data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan periode serapan tenaga kerja formal dari tahun 2010 hingga 2016 hanya 850.000 orang per tahun. '

"Padahal setiap tahun itu masuk kurang lebih sekitar 2 juta lebih angkatan kerja yang masuk ke bursa kerja. Jadi kami melihat bahwa kelas menengah bawah itu betul-betul drop banget," ujar Hariyadi.

Menurutnya, dengan adanya backlog antara serapan tenaga kerja dan angkatan kerja setiap tahunnya berdampak pada penurunan daya beli.

Kompas TV Konsumsi Rumah tangga Naik, Ekonomi Tumbuh 5,01%

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com