Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut PLN : Kondisi Keuangan Perusahaan Berjalan Baik

Kompas.com - 29/09/2017, 12:45 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basyir menegaskan, saat ini kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi yang positif atau dalam kondisi baik, meskipun hingga saat ini utang perusahaan mencapai Rp 290 triliun.

"Jadi tidak ada sesuatu yang dikhawatirkan, kami mantan bankir tahu segala hak dan kewajiban," tegas Sofyan saat berbincang dengan media di Jakarta, Kamis (28/9/2017) malam.

Sofyan mengatakan, adanya surat dai Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait peringatan risiko keuangan perusahaan merupakan sesuatu yang wajar dan biasa dilakukan.

"Jadi gini, naik tidak naik Ibu Sri Mulyani pasti mengingatkan kami, tahun-tahun kemarin juga mengingatkan kami. Kami ini juru masak, bumbu lengkap, bahan baku lengkap. Ibu Sri Mulyani sangat concern pada PLN, sayang sekali sama PLN," jelas Sofyan.

(Baca: PLN Tampik Kondisi Keuangannya Babak Belur)

Kendati demikian, Sofyan menegaskan, kondisi keuangan perusahaan yang dipimpinnya masih berjalan dengan baik dan tidak terlihat adanya potensi gagal bayar utang.

"Kami sudah lakukan revaluasi aset, modal kami naik jadi Rp 900 triliun dan aset Rp 1.300 triliun terbesar, ini kekuatan kami, dengan nilai sebesar ini kami bisa pinjam uang sampai Rp 2.000 triliun," ungkapnya.

Seperti diketahui, dalam suratnya tertanggal 19 September 2017, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan perlu ada penyesuaian target program 35.000 Mega Watt.

Hal ini mempertimbangkan ketidakmampuan PT Perusahaan Listrik Negara ( PLN) memenuhi pendanaan investasi dari cashflow operasi.

(Baca: Tanggapi Surat Sri Mulyani, Dirut PLN Sebut Tak Ada yang Perlu Dikhawatirkan)

 

Kondisi keuangan PLN terus turun, seiring kian besarnya kewajiban untuk memenuhi pembayaran pokok dan bunga pinjaman yang tak didukung pertumbuhan kas bersih operasi. 

Berdasarkan paparan kinerja PLN di semester I 2017, laba bersih PLN tercatat turun dibandingkan semester I 2016, yakni sebesar Rp 2,3 triliun.

Turunnya laba bersih tersebut disebabkan beberapa hal yang bersifat insidental, yaitu meningkatnya beban lain-lain di luar operasi yang bersumber dari beban tahun 2013 sebesar Rp 3,1 triliun, serta berkurangnya pendapatan selisih kurs sebesar Rp 2,1 triliun.

Selain itu, seiring dengan meningkatnya produksi listrik, beban usaha perusahaan naik sebesar Rp 9,2 triliun atau 7,65 persen menjadi Rp 128,9 triliun, dibandingkan semester I 2016 sebesar Rp 119,7 triliun.

(Baca: Terbebani Bunga Utang, Menkeu Ingatkan Risiko Gagal Bayar PLN)

Kompas TV Sebelumnya, Kementerian Keuangan mengirimkan surat yang berisi ketidakmampuan PLN memenuhi pendanaan proyek.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com