JAKARTA, KOMPAS.com - Holding BUMN, terutama di sektor migas, terus menjadi bahan perdebatan yang panas.
Menteri BUMN Rini Soemarno kekeuh untuk meneruskan kebijakan holdingisasi walau banyak arus kuat yang menghelanya.
Sekadar informasi, wacana holding BUMN ini sudah ada sejak 1999 saat Tanri Abeng menjabat sebagai menteri BUMN. Isu holding BUMN tersendat pelaksanaannya hingga era Presiden Joko Widodo.
Baca juga : Pembentukan Holding BUMN Terus Disorot
sebagai catatan, China baru melakukan holdingisasi BUMN-nya sejak 2003, namun kini sudah sangat kuat.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo sendiri menginginkan pembentukan holding BUMN yang kuat agar bisa bersaing di pasar global, seperti halnya BUMN Temasek di Singapura.
Pembentukan holding akan menciptakan efisiensi di BUMN sehingga tidak bergantung dari dana APBN.
Berita mengenai holding BUMN masih menjadi berita yang diminati pembaca Kompas.com.
Selain itu, berita mengenai calon Dirjen Pajak baru, Robert Pakpahan juga diminati oleh pembaca.
Baca juga : Mengenal Calon Dirjen Pajak Indonesia yang Baru, Robert Pakpahan
Berikut 5 berita populer di kanal ekonomi Kompas.com pada Kamis (23/11/2017) yang bisa Anda nikmati kembali pagi ini.
1. Holding BUMN: Antara Hoaks dan Fakta
Bersiap-siap menyambut akhir tahun sepertinya para penyebar hoax sudah punya daftar amunisi baru.
Mulanya digulirkan BUMN terlalu kuat, swasta tak punya tempat. Setelah direspon, lalu muncul lagi bahwa jumlah anak-cucu BUMN sudah kebanyakan. Presiden pun lalu merespon. Dikatakan jumlahnya akan dirampingkan.
Tetapi begitu satu persatu infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat selesai dibangun, mulailah serangan-serangan berat berdatangan.
Diberitakan bahwa Bandara Soeta dan 8 bandara lainnya akan dijual karena pemerintah nyaris bangkrut. Padahal kebandaraan kita baru saja bangkit.
Baca juga : Holding BUMN: Antara Hoaks dan Fakta
2. Jokowi Tunjuk Robert Pakpahan Jadi Dirjen Pajak?