Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sukses Setiawan Ichlas, Sang Dalang Akuisisi Bank Muamalat

Kompas.com - 04/12/2017, 07:48 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Menjadi wirausaha di usia muda tidaklah mudah. Apalagi tidak ada mentor yang membimbing. Namun bagi Setiawan Ichlas hal itu bukan mustahil, selama ada tekad dan niat kuat untuk sukses. Ia membuktikan dengan memulai usaha dari nol.

Nama Setiawan Ichlas mendadak terkenal pasca ia memiliki saham PT Minna Padi Investama Securitas Tbk (PADI) sebesar 13,27 persen awal Agustus 2017. Bahkan namanya semakin membuat publik penasaran setelah ada pernyataan dari PADI bakal mengakuisisi 51 persen saham mayoritas Bank Muamalat.

Pria yang masih berusia 40 tahun ini telah menjadi taipan di usia yang tergolong masih sangat muda. Pria yang akrab disapa Iwan ini meraih posisi seperti berkat hasil kerja kerasnya membangun usaha dari nol. Bahkan karena itu, ia harus meninggalkan bangku kuliah untuk mengembangkan usahanya.

Iwan mulai berusaha membangun bisnis sejak masih menempati bangku sekolah. Ia menjual apa saja agar bisa sekolah dan membiayai hidup.

Baca juga : Cerita Petani Tolak Ekspor 36 ton Kopi Posong ke Korea...

Bagaimana ia bisa sukses di usia muda? Iwan membeberkan rahasianya kepada Kontan beberapa waktu yang lalu.

Iwan menyebutkan, dirinya telah lama berkecimpung di berbagai bidang usaha. Misalnya, usaha perkebunan kelapa sawit, pertambangan mineral, dan batu bara sebelum menjadi sorotan seperti saat ini.

Ia menyatakan, kisah suksesnya ini juga dibangun dengan kerja keras dan konsisten. Bahkan, bisa dibilang ia nekat dalam menggulirkan roda bisnis.

Pasalnya, saat terjun ke dunia usaha, ia tidak memiliki seorang kenalan, kerabat ataupun saudara yang menjadi pengusaha. Bisa dibilang, ia nyaris tidak memiliki pengalaman dan pembimbing yang dapat menuntunnya menjadi sekarang pengusaha sukses.

Ia mengaku benar-benar memulai usahanya dari nol dan kemudian ia belajar secara autodidak. Bahkan, ia mengaku sudah kehilangan sosok dan figur ayah sebagai pembimbing. Sang ayah meninggal dunia ketika Iwan masih berusia sekitar 16 tahun.

Lahir di Palembang pada 10 April 1977, Iwan dibesarkan dalam keluarga yang sederhana. Lantaran keinginan untuk mengubah kondisi, ia memberanikan diri menerjuni dunia bisnis. Bahkan usaha tersebut mulai ia jalani sewaktu masih berada di bangku sekolah.

Sejak itu, ia menjadi terbiasa menjajakan sejumlah barang untuk dijual kepada konsumen. Uang itu kemudian ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan biaya sekolah.

Baca juga : Kisah Ahmad Mu?tamir, Petani Kentang dengan Omzet Ratusan Juta Rupiah

Ia kemudian menyadari, berjualan itu bisa memberikan pemasukan untuk bisa hidup lebih baik. Sejak itu, Iwan mulai bercita-cita ingin menjadi pengusaha. Meskipun, ia juga tetap ingin melanjutkan sekolah.

Sekolah di tingkat pendidikan sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA) diselesaikan Iwan di kota kelahirannya, Palembang. Kemudian ia melanjutkan pendidikan ke Bandung. Ia masuk kuliah di Universitas Pasundan.

Meski pun kuliah di Pasundan bukan cita-cita awalnya, tetapi ia tidak punya pilihan lain. "Karena mau masuk Universitas Indonesia tapi tidak diterima. Di Institut Teknologi Bandung juga demikian," ujar Iwan.

Sembari kuliah, Iwan melanjutkan berdagang. Ia memilih berjualan batu. Namun keberuntungan tidak berpihak pada Iwan kala itu. Ia baru satu tahun kuliah, kemudian berhenti. Kemudian ia memutuskan pergi ke Jakarta dan melanjutkan kuliah di STIE Perbanas.

Kepindahan ke Jakarta dan masuk ke Perbanas didasarkan pada sikap nekat disertai bantuan dari teman-temannya. Kendati demikian, ia tetap tidak meninggalkan cita-citanya menjadi seorang wirausaha.

Selama menempuh masa kuliah di Perbanas, semangat berdagang kembali berkobar dalam jiwa Iwan. Pria yang akrab disapa Iwan Bomba ini mengaku menjual apa saja yang bisa ditawarkan, tak cuma untuk membiayai hidupnya, tetapi juga untuk mendapat keuntungan.

Berkat kerja kerasnya dan sifat tanpa menyerah itu, bisnisnya semakin besar. Bahkan ia akhirnya bisa masuk bisnis sektor finance.

Naluri bisnis mengantar Iwan untuk menjajal ke berbagai sektor bisnis. Ia pun mulai masuk di bisnis sektor logistik, energi, dan keuangan. Ia juga melebarkan usahanya ke sektor energy related. Iwan masuk ke bisnis batu bara dengan menjadi salah satu penyedia batu bara di pasar domestik.

Ia kemudian mendorong perusahaan logistik miliknya masuk ke dalam bisnis pertambangan. Kedua lini usaha milik Iwan saat ini tepat berada di posisi yang menguntungkan seiring dengan membaiknya harga komoditas dan juga dengan keperluan penyediaan energi di pasar domestik.

Untuk mengelola bisnis di sektor keuangan, Iwan memiliki perusahaan sekuritas, dan pernah melakukan revitalisasi sebuah bank. Pengalaman merevitalisasi dari bank swasta tersebut merupakan contoh dari kemampuan Iwan untuk melakukan perubahan dan pertumbuhan.

Baca juga : Sempat Dilarang Berbisnis, Pemuda Ini Raih Omzet Ratusan Juta dari Celana Jeans

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com