Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Generasi Milenial, Begini Cara Cepat Punya Rumah

Kompas.com - 19/12/2017, 15:49 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Generasi milenial saat ini merupakan peluang besar bagi industri properti nasional. Pasalnya, dengan jumlah generasi yang rata-rata berusia 25-35 tahun ini yang sekira mencapai 40 persen dari jumlah populasi, permintaan akan hunian semakin meningkat pula.

Namun, dengan menilik gaya hidup mereka yang mengedepankan pengalaman, ada kekhawatiran generasi milenial akan sulit untuk membeli rumah. Apalagi, harga rumah juga meningkat sangat cepat dibandingkan kenaikan penghasilan.

Lalu, bagaimana caranya agar generasi milenial dapat membeli rumah dengan cepat?

Menurut perencana keuangan dari OneShildt Financial Planning, Agustina Fitri, ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh generasi milenial.

Baca juga : Generasi Milenial Enggan Beli Rumah?

"Yang paling cepat adalah mencari rumah sesuai dengan kemampuan," ujar Fitri pada seminar "Dukungan Akses Perbankan Terhadap Program Sejuta Rumah" di Jakarta, Selasa (19/12/2017).

Fitri pun menyatakan bahwa generasi milenial sebaiknya tidak menunda untuk membeli rumah. Pasalnya, semakin ditunda, maka harga rumah akan semakin naik.

Selain itu, generasi milenial juga harus menyesuaikan penghasilan agar dapat membeli rumah impian. Untuk itu, langkah pertama adalah dengan menentukan kriteria hunian yang diinginkan, kemudian survei harganya.

"Misalnya rumah impian saya harganya Rp 1 miliar. Bagaimana caranya saya punya rumah Rp 1 miliar itu," ungkap Fitri.

Baca juga : Jokowi: Milenial itu Nggak Sabar Duduk Terus di Kantor

Cara lainnya adalah dengan membeli rumah sesuai dengan penghasilan yang dimiliki saat ini. Kemudian, kembangkan secara bertahap sehingga kelak menjadi rumah impian.

Generasi milenial juga bisa memiliki rumah dengan cepat, yakni dengan memanfaatkan kredit pemilikan rumah (KPR). Fitri pun memberikan simulasi sederhana besaran KPR yang bisa diambil oleh generasi milenial.

Apabila penghasilan saat ini adalah Rp 7 juta per bulan, maka besaran cicilan yang sehat adalah 30 persen dari penghasilan, yakni Rp 2,1 juta per bulan.

Cicilan tersebut adalah keseluruhan cicilan yang harus dibayar setiap bulan. Apabila ada cicilan lain seperti cicilan kendaraan bermotor atau barang konsumsi, maka dengan demikian besaran cicilan untuk rumah semakin kecil.

Cara lain apabila tidak ingin mencicil adalah dengan menabung terlebih dahulu, baru membeli rumah. Fitri mencontohkan dengan investasi, seperti logam mulia atau instrumen investasi lainnya.

Kompas TV Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno memastikan rumah DP nol rupiah akan mulai dibangun di daerah Pondok Kelapa, awal tahun 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com