Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei FEB UI: Go-Jek Mengurangi Pengangguran

Kompas.com - 22/03/2018, 15:57 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah survei yang dilakukan oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menemukan bahwa kehadiran perusahaan aplikasi layanan on-demand Go-Jek secara efektif mengurangi pengangguran. Go-Jek dinilai memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat.

Tidak hanya itu, Go-Jek juga dipandang memberikan peluang kerja bagi masyarakat yang sebelumnya tidak bekerja.

Peneliti Lembaga Demografi FEB UI Paksi Walandauw mengatakan, ada dua kriteria mitra pengemudi Go-Jek yang muncul dari hasil survei LD FEB UI. Pertama, mereka yang pindah atau sebelumnya tidak memiliki pekerjaan lalu bergabung dengan Go-Jek. Kedua, mereka yang memanfaatkan Go-Jek sebagai usaha paruh waktu.

"Ada juga banyak orang yang sebelumnya tidak bekerja lagi, begitu punya kesempatan maka masuk ke Go-Jek. Atau mereka yang sebelumnya sudah punya motor daripada menganggur kemudian melihat peluang ini lalu bergabung dengan Go-Jek," kata Paksi dalam konferensi pers hasil survei bertajuk Dampak Go-Jek Terhadap Perekonomian Indonesia di Jakarta, Kamis (22/3/2018).

Baca juga: Tiap Tahun, Go-Jek Sumbang Rp 9,9 Triliun ke Perekonomian Indonesia

Dari survei tersebut, sebanyak 75 persen pengemudi Go-Jek merupakan lulusan SMA dan 15 persen merupakan lulusan perguruan tinggi. 77 persen pengemudi merupakan berusia produktif antara 20 sampai 39 tahun.

Sebanyak 65 persen pengemudi berstatus pekerja paruh waktu. Adapun 78 persen pengemudi memiliki tanggungan dua orang atau lebih.

"Go-Jek juga meningkatkan penghasilan dan pengeluaran mitra pengemudi serta kesejahteraan keluarga mitra pengemudi. Rata-rata pendapatan mitra pengemudi meningkat 44 persen sejak bergabung dengan Go-Jek, sementara pengeluarannya meningkat hingga 31 persen sejak bergabung dengan Go-Jek," sebut Paksi.

Survei tersebut menyebut, rata-rata pendapatan mitra pengemudi penuh waktu sekitar Rp 3,48 juta per bulan atau 1,25 kali lipat dibandingkan rata-rata upah minimum di sembilan kota survei. Akan tetapi, rata-rata pendapatan ini tidak bisa digeneralisasi kepada semua mitra pengemudi karena antara satu pengemudi dengan pengemudi lainnnya bisa berbeda-beda. 

Baca juga: Pemerintah Godok Mekanisme Tunjangan Pengangguran

Mitra pengemudi juga mengaku kualitas hidupnya semakin meningkat setelah bergabung Go-Jek. 80 persen menyatakan lebih baik dan 10 persen menyatakan jauh lebih baik.

Sementara itu, 86 persen pengemudi merasa puas dengan penghasilannya, di mana 16 persen di antaranya mengaku sangat puas. 

Survei melibatkan lebih dari 7.500 responden yang terdiri dari 3.315 pengemudi Go-Jek roda dua, 3.465 konsumen, serta 806 mitra UMKM. Survei dilakukan di sembilan wilayah, yakni Jabodetabek, Bandung, Bali, Balikpapan, Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, dan Surabaya.

Kompas TV PT. Astra International TBK ikut dalam deretan investor raksasa yang menyuntikkan dananya di perusahaan rintisan Go-Jek.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com