Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Perombakan Direksi Pertamina Dinilai Tidak Berdasar

Kompas.com - 22/04/2018, 14:45 WIB
Aprillia Ika

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Lembaga swadaya masyarakat (LSM) Energy Watch Indonesia menilai perombakan direksi PT Pertamina (Persero) masalah Premium dan tumpahan minyak dinilai tak berdasar.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai, pemerintah hanya mencari-cari alasan dalam pencopotan Elia Massa Manik dari posisi direktur utama.

"BBM Premium sendiri, kan, sudah tidak disubsidi. Tapi memang dibutuhkan masyarakat. Jadi agak sensitif kalau BBM ini hilang," ujar Mamit dalam keterangannya, seperti dikutip dari Kontan.co.id, Sabtu (21/4/2018).

Dia menilai, perombakan direksi Pertamina lebih kental unsur politis dari pemerintah. "Jelang Pilpres 2019, pemerintah harus menyiapkan BBM Premium sebagai alat pencitraan mereka," kata dia.

Sosok Elia Massa sendiri dinilai masih layak memimpin perusahaan migas nasional itu. Sebab, Elia Massa sangat vokal jika terjadi masalah-masalah di sektor migas, terutama BBM Premium dan tumpahan minyak di Balikpapan.

Baca juga : Pengamat: Perombakan Direksi Pertamina itu Masalah Politik

Masalah Politik

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara mengomentari perombakan direksi PT Pertamina, termasuk di dalamnya pencopotan Elia Massa Manik dari jabatan Direktur Utama, sebagai langkah yang sarat nuansa politik.

"Masalahnya adalah kebijakan populis ingin terus dilaksanakan, direksi menghambat, makanya disingkirkan," jelas Marwan saat bincang dalam diskusi di Gado-Gado Boplo, Jakarta, Sabtu (21/4/2018).

Dia berpendapat, pemerintah ingin kebijakan populis berupa penugasan bahan bakar minyak (BBM) tetap dilakukan di seluruh wilayah Indonesia. Di sisi lain, Pertamina merasa penugasan tersebut menimbulkan kerugian sehingga perusahaan melakukan sejumlah manuver.


Sementara itu, Pengamat Energi Fahmy Radhi, yang juga mantan anggota Tim Anti Mafia Migas melontarkan pendapat berbeda. Menurutnya wajar saja jika Massa dilengserkan dan terjadi perombakan direksi.

Manuver untuk menjaga keuntungan korporasi tersebut mestinya jangan sampai memicu terjadinya kelangkaan Premium. Apalagi naiknya harga Premium memiliki efek domino.

Baca juga : Ini Alasan Direksi Pertamina Kembali Dirombak

Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Rini S Soemarno resmi mencopot Elia Massa Manik sebagai Dirut Pertamina, kemudian menjadikan Nicke Widyawati sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirut Pertamina yang merangkap sebagai Direktur SDM hingga penetapan Dirut definitif.

Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno sebelumnya menuturkan, beberapa pertimbangan yang menjadi alasan perubahan direksi antara lain, adalah karena rangkaian masalah yang menimpa perusahaan beberapa waktu terakhir.

Salah satunya insiden kilang minyak di Balikpapan, harga BBM, kelangkaan premium serta pembentukan holding BUMN. (Dikky Setiawan)

Berita ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul Pencopotan direktur utama Pertamina dinilai berbau politis pada Minggu (22/4/2018)

Kompas TV Kementerian BUMN meyetujui hasil rapat umum pemegang saham luar biasa PT. Pertamina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com