Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Suku Bunga Acuan Bisa Tahan Pelemahan Rupiah

Kompas.com - 25/04/2018, 18:36 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetiantono menjelaskan, Bank Indonesia (BI) tidak bisa terus-menerus menggunakan cadangan devisa untuk stabilisasi nilai tukar rupiah.

Dalam kondisi di mana rupiah cenderung melemah, ada obat yang lebih mujarab ketimbang menggunakan cadangan devisa.

Tony menyebut, kenaikan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate menjadi obat mujarab BI untuk menahan pelemahan rupiah terhadap dollar AS. Menurut dia, ini adalah taktik jangka pendek yang bisa dilakukan bank sentral.

"BI jangan terlalu boroskan devisa, capek juga nanti. Lebih baik peluru devisa dihemat, gunakan suku bunga," kata Tony dalam diskusi Diseminasi Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2017 di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah di Semarang, Rabu (25/4/2018).

Baca juga: Struktur Ekonomi Indonesia Mampu Tahan Pelemahan Rupiah

Menurut Tony, bank sentral bisa menaikkan suku bunga acuan sebesar setidaknya 25 basis poin dari angka saat ini, yakni 4,25 persen. Dengan demikian, fluktuasi rupiah bisa lebih dikendalikan dan stabilisasinya tak cuma bergantung dari cadangan devisa.

"Kalau naik 25 basis poin, mudah-mudahan rupiah masih bisa terselamatkan," tutur Tony.

Menurut dia, ada sejumlah alasan suku bunga acuan perlu dinaikkan. Pertama, investor cenderung mencari instrumen investasi dengan suku bunga yang bersaing.

Tony menyatakan, banyak investor memilih untuk melunasi pinjamannya di bank. Kemudian, mereka menerbitkan obligasi di pasar modal dengan bunga yang menarik.

Kedua, interest rate differential atau jarak antara inflasi dengan suku bunga acuan semakin tipis. Sepanjang tahun ini, inflasi diperkirakan berada pada level 4 persen dan suku bunga acuan saat ini berada pada posisi 4,25 persen.

"Kalau selisihnya terlalu tipis, ujung-ujungnya orang akan menarik deposito dan membeli dollar AS atau saham," sebut Tony.

Ia menadang, kenaikan suku bunga acuan akan membuat pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dapat lebih terkendali.

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2018 tercatat sebesar 126 miliar dollar AS, turun dibandingkan posisi pada bulan sebelumnya yang mencapai 128,06 miliar dollar AS.

Penurunan cadangan devisa pada Maret 2018 terutama dipengaruhi oleh penggunaan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah. Cadangan devisa juga digunakan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

 

Kompas TV Rupiah terus mengalami pelemahan. Faktor utama pelemahan rupiah adalah kenaikan suku bunga The Fed.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com