Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan PLTU Banyak Terhambat, PLN Sosialisasikan soal Teknologi Terbaru

Kompas.com - 25/04/2018, 20:47 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Masih rendahnya pemahaman terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) membuat PT PLN (Persero) melakukan sosialisasi terkait teknologi yang digunakan untuk PLTU.

Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PLN Amir Rosidin mengatkan, PLTU sekarang sudah menggunakan teknologi yang canggih sehingga tingkat polusinya jauh lebih rendah.

"Kami sosialisasi dengan masyarakat bahwa ini tidak ada apa-apa. Teknologi-teknologi baru Ultra Super Critical debunya lebih rendah, polusinya lebih rendah," kata Amir dalam keterangan tertulis, Rabu (25/4/2018).

Imbas dari minimnya pengetahuan soal teknologi tersebut membuat banyak PLTU yang terkendala izin pembangunannya, seperti izin lingkungan.

Baca juga: Di Palembang, PLN Siapkan Rp 1,5 Triliun Perkuat Listrik Jelang Asian Games

Padahal dengan teknologi boiler super critical sudah bisa mengurangi polusi dalam pembangunan PLTU.

Kendati banyak terhambat perizinan, PLN masih memprioritaskan PLTU seperti di dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2018-2027.

"Listrik dari PLTU itu yang paling murah, makanya PLTU sekarang jadi pilihan utama dan pembangunannya masih sesuai rencana," kata Amir.

Harga listrik dari PLTU merupakan yang paling murah di antara pembangkit jenis lain. Saat ini, harga listrik dari PLTU berada di 4 sen sampai 5 sen dollar AS per kilowatt hour (kWh).

Harga listrik yang murah itu ucap Amir, akan menghasilkan beban tarif listrik yang rendah. Hal itu kemudian berdampak pada, masyarakat yang bisa menjangkaunya dan industri mampu lebih bersaing dengan negara lain.

"Karena lebih murah, kami bangun PLTU terus. Kami bisa jual listrik murah ke industri, tarif bisa turun sehingga industri berkembang," sambung dia.

Selain itu, PLTU juga digunakan sebagai andalan pasokan listrik untuk ?memenuhi daerah yang masih mengalami defisit listrik, sesuai dengan program kerja PLN.

"Kami harus menutupi pemadaman yang lama dengan membangun pembangkit (PLTU). Makanya itu masih dibutuhkan sesuai dengan program kita," sebut Amir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com