Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asumsi Dasar Makroekonomi Indonesia Jelang RAPBN 2019

Kompas.com - 21/05/2018, 09:07 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menetapkan sejumlah asumsi dasar makroekonomi Indonesia sebelum Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2019 dibahas tahun ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam pengantarnya di rapat paripurna DPR RI, Jumat (18/5/2018) lalu, menyampaikan asumsi tersebut yang memperhitungkan kondisi ekonomi global berikut tantangannya.

"Tahun 2019 pemerintah menetapkan sasaran pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,4-5,8 persen," kata Sri Mulyani melalui pidatonya di rapat paripurna.

Sasaran pertumbuhan ekonomi tahun 2019 disebut Sri Mulyani untuk mendorong pemerataan di seluruh wilayah Indonesia.

Baca juga: Menkeu: Kinerja APBN 2018 Mengalami Perbaikan Signifikan...

Langkah yang akan ditempuh adalah percepatan pembangunan kawasan timur Indonesia, wilayah perbatasan, kawasan terluar dan tertinggal, dan mendorong kegiatan ekonomi bernilai tambah agar tidak terlalu bergantung pada komoditas yang harganya rentan terhadap gejolak.

Dalam hal menjaga konsumsi rumah tangga, pemerintah juga menargetkan untuk menjaga inflasi pada tingkat yang rendah. Sasaran rentang inflasi yang ditetapkan pemerintah untuk 2019 adalah 3,5 plus minus 1 persen.

Berkaitan dengan kebijakan moneter, dengan mempertimbangkan normalisasi kebijakan di Amerika Serikat dan kenaikan Fed Fund Rate, pemerintah memperkirakan rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di kisaran Rp 13.700-14.000.

Menurut Sri Mulyani, ada banyak faktor dalam menjaga stabilitas dan pergerakan nilai tukar rupiah tahun depan, mengingat tren pelemahan rupiah yang terjadi belakangan ini.

"Perlu saya sampaikan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah dalam rentang yang memadai tidak selalu negatif terhadap perekonomian domestik. Depresiasi nilai tukar pada batas tertentu dapat berdampak positif bagi perbaikan daya saing produk ekspor Indonesia," tutur Sri Mulyani.

Baca juga: Pejabatnya Tertangkap KPK, Kemenkeu Akan Perkuat Transparansi Pengelolaan APBN

Dia turut mendorong agar sejumlah industri, terutama manufaktur dan pariwisata, bisa memanfaatkan momentum pergerakan nilai tukar ini agar dapat menerima hasil maksimal dan ikut mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Selain nilai tukar, pemerintah juga memperkirakan rata-rata suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan tahun 2019 di kisaran 4,6-5,2 persen.

Kemudian untuk asumsi harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude-oil Price) diperkirakan pada kisaran 60-70 dollar AS per barrel. Sementara lifting minyak bumi diprediksi mencapai 722-805 ribu barrel per hari dan lifting gas bumi sekitar 1.210-1.300 ribu barrel setara minyak per hari.

Postur RAPBN 2019

Dalam hal pendapatan, Sri Mulyani menyebut kebijakan pemerintah tahun 2019 akan mendorong penerimaan perpajakan maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Langkah yang akan ditempuh adalah dengan mengoptimalkan perbaikan dan kemudahan layanan, menjaga iklim investasi, serta keberlanjutan usaha.

"Dengan kebijakan tersebut, melihat perkembangan positif pertumbuhan penerimaan perpajakan pasca-tax amnesty dan didukung momentum pertumbuhan ekonomi, diharapkan tax ratio 2019 dapat mencapai 11,4-11,9 persen terhadap PDB (Produk Domestik Bruto)," ujar Sri Mulyani.

Untuk PNBP, pemerintah memperkirakan tahun 2019 bisa mencapai kisaran 1,8-2,1 persen terhadap PDB.

Sementara dalam hal belanja negara, Sri Mulyani menyebut pemerintah menaruh fokus pada penguatan kualitas sumber daya manusia, pendidikan yang mampu menciptakan keahlian dan keterampilan sesuai perubahan teknologi, serta layanan kesehatan dengan jangkauan lebih luas.

"Lalu bagi kebijakan pembiayaan, pemerintah akan terus meningkatkan peran BUMN dan BLU untuk pembangunan infrastruktur. Pemerintah juga mendorong keterlibatan swasta melalui kerangka Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)," ucap Sri Mulyani.

Target lain yang akan disasar pada 2019 adalah tingkat pengangguran yang turun jadi 4,8-5,2 persen, tingkat kemiskinan turun jadi 8,5-9,5 persen, gini ratio di kisaran 0,38-0,39 serta Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada 71,98.

Kompas TV Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kekecewaannya atas penangkapan pejabat Kemenkeu dalam operasi tangkap tangan KPK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com