Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bambang P Jatmiko
Editor

Penikmat isu-isu ekonomi

Terorisme, Pasar, dan Antisipasi atas "Inflasi Spiritualitas"

Kompas.com - 25/05/2018, 07:43 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Aksi teror mengguncang tiga gereja di Surabaya beberapa hari sebelum Ramadhan. Tak ada kata lain yang patut diungkapkan, selain mengutuk aksi tersebut.

Bagaimanapun, aksi teror tidak dibenarkan oleh agama manapun. Tak ada ajaran agama yang memerintahkan agar manusia melakukan tindakan kekerasan kepada manusia lainnya.

Tak hanya membuat saudara-saudara kita yang tengah beribadah di tiga gereja di Surabaya menjadi korban. Teror tersebut juga sangat mengganggu masyarakat muslim yang saat itu tengah mempersiapkan datangnya Ramadhan.

Ramadhan, sebuah bulan yang hanya datang sekali dalam setahun, yang diharapkan bisa menjadi momen untuk berefleksi dan menjauhi segala tindakan tercela.

Namun, kedamaian itu kemudian terkoyak oleh aksi bom. Di mana, pelakunya adalah kelompok-kelompok kecil teroris yang secara struktural tak terkait langsung dengan ISIS.

Do-It-Yourself Terrorism” adalah potret praktik teror masa kini yang amat cair, lentur, dan lincah. Kapan saja, di mana saja, oleh siapa saja. (Harian Kompas, 14/5/2018)

Terus terang, munculnya organisasi teroris kecil-kecilan namun mematikan, mengingatkan saya pada fenomena yang kurang lebih sama di dunia korporasi.

Para  pelaku usaha skala kecil yang belakangan ini bermunculan, menggeser peran korporasi besar yang sebelumnya berjaya. Istilah kekiniannya adalah disruption.

Kemudian terlepas dari isu terorisme, saya juga teringat dengan sejumlah diskusi yang menyebutkan bahwa trend masyarakat saat ini adalah semakin relijius dan giat mencari makna spiritual di tengah kehidupan yang materialistik dan individualistik.

Alih-alih bergerak “ke kiri”, orientas ideologi masyarakat dewasa ini justru bergerak “ke kanan” seiring dengan makin melajunya modernitas.

Disrupsi korporasi dan organisasi

Berbicara mengenai disrupsi di ranah korporasi dan organisasi, ada banyak contoh yang menunjukkan bagaimana perusahaan maupun organisasi besar akhirnya kalah dan menjadi tidak relevan saat berhadapan dengan pemain-pemain baru yang lebih mampu menjawab tantangan zaman.

Di sektor transportasi, kita bisa melihat banyak perusahaan transportasi konvensional yang kelimpungan menghadapi para pemain perorangan yang hanya memiliki satu kendaraan. Para pemain perorangan ini kemudian bergabung menjadi mitra perusahaan penyedia aplikasi online.

Di sektor ritel, kita juga bisa mencermati kondisi para pelaku usaha ini tengah menghadapi masa-masa suram saat pelapak kecil online menjamur di berbagai platform digital. Pelapak-pelapak kecil itu mampu melakukan engagement dengan pelanggan secara lebih intim.

Mereka yang berhasil menguasai pasar adalah pelaku-pelaku usaha yang lincah dan memiliki ketangkasan strategi. Mereka memiliki agility, sehingga memiliki peluang lebih besar memenangkan persaingan dan menguasai pasar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com