Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Di Jawa Ini Kurang Makan Ikan..."

Kompas.com - 04/06/2018, 13:39 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) menyelenggarakan Safari Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) dan Pasar Ikan Ramadan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya ikan di Area Parkir Gedung Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (3/6/2018).

Kegiatan itu diikuti oleh 20 Usaha Kecil dan Menengah (UKM) bidang kelautan dan perikanan, baik UKM produk perikanan segar, olahan, maupun kerajinan tangan.

Direktur Jenderal PDSPKP Rifky Effendi Hardijanto mengatakan, Indonesia memiliki potensi sumber daya ikan sebesar 9,9 juta ton dan potensi luas lahan budidaya 83,6 juta ha (hektar). Potensi ini menurut dia, lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan protein ikan bagi masyarakat serta mampu membuka banyak lahan pekerjaan.

Rifky menyebutkan, meskipun angka konsumsi ikan membaik namun di beberapa wilayah seperti di Jawa dan Lampung masih tertinggal.

Baca juga: KKP: Ada 14 Varian Baru Ikan Nemo Siap Dorong Pasar Ikan Hias

“Di Jawa ini kurang makan ikan, makanya kita buat acara seperti ini supaya adik-adik suka makan ikan. Ikan itu enak, ikan itu sehat, ikan itu membuat adik-adik pintar,” tutur Rifky dalam siaran persnya.

Tahun ini KKP menargetkan angka konsumsi ikan Indonesia 50,65 kg per kapita per tahun, naik dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 47,34 kg per kapita per tahun.

Guna memenuhi target baru ini, dibutuhkan tambahan ikan ke pasar domestik sekitar 800 ribu ton dibandingkan tahun sebelumnya.

“Perikanan tangkap saat ini target produksi kita 7 juta ton, budidaya juga 7 juta ton. Ini lebih dari cukup. Sebagian bahkan bisa kita ekspor,” sebut Rifky.

Selain dengan Safari Gemarikan, upaya peningkatan konsumsi ikan juga dilakukan melalui penyerahan bantuan budidaya lele sistem bioflok untuk pesantren dan sekolah berasrama lainnya.

Rifky menambahkan, ikan berperan dalam berbagai program pemerintah untuk pembentukan kualitas sumber daya manusia yang produktif dan berdaya saing, di antaranya Program Kementerian Kesehatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), program peningkatan gizi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan perkembangan otak anak-anak dibawah umur dua tahun (Baduta), serta Program KKP Gemarikan.

Selain itu, Rifky menyebutkan, angka konsumsi ikan Indonesia masih jauh di bawah Jepang dan Singapura, padahal kita memiliki sumber daya ikan yang berlimpah. Selain itu, dia menambahkan, kandungan gizi pada ikan sangat baik untuk pertumbuhan anak-anak guna mengurangi angka stunting (kekerdilan) dan mencegah kematian ibu hamil akibat melahirkan.

“Ada mitos bahwa kalau orang sedang hamil makan ikan itu bisa menyebabkan amis. Padahal ikan itu adalah bahan makanan yang berprotein tinggi. Justru ikan itu kalau di tanaman ibarat pupuk bagi tubuh manusia. Justru kalau dikasih makan ikan, memberi pupuk pada bayi dan ibunya untuk tumbuh kuat karena protein dan kandungan vitamin sangat luar biasa,” tambahnya.

Pemerintah melalui KKP juga telah menjamin ketersediaan stok ikan dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri 1439 H.

“Dalam 2 bulan ini, produksi ikan sudah 2,4 juta ton. Cukup untuk lebaran,” kata Rifky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com