Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Telur Ayam Meroket, Ada Apa Sebenarnya?

Kompas.com - 17/07/2018, 06:56 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam sepekan terakhir, harga telur mengalami lonjakan lumayan tinggi di pasaran. Hal ini kemudian membuat pedagang, konsumen, dan bahkan pemerintah meradang. Ada apa sebenarnya?

Terhitung sejak Jumat pekan lalu, harga telur ayam di pasar sudah mengalami kenaikan. Di Pasar Palmerah, misalnya, harga telur ayam tembus hingga Rp 29.000 per kilogram.

Bahkan, ada yang menjual hingga harga Rp 32.000 per kg di tingkat eceran.

Salah seorang pedagang di Pasar Palmerah Eko Prasetyo menyebutkan bahwa kenaikan harga hingga Rp 29.000 tersebut terjadi sekitar 5 hari yang lalu.

Baca juga: Mendag Beberkan Penyebab Harga Telur Ayam Melonjak di Pasaran

"Pas puasa kemarin sekitar Rp 22.000 sampai Rp 24.000 (per kilogram), terus pas habis Lebaran baru mulai naik dari Rp 25.000 sampai sekarang Rp 29.000," ujar Eko kepada Kompas.com.

Hal sama pun diamini Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri.

Dia menyatakan bahwa melonjaknya harga telur di pasaran bukan terjadi dalam waktu dekat ini. Namun, dalam beberapa hari terakhir ini kenaikan harganya sangat tinggi.

"Persoalan telur ini sebenarnya bukan satu dua hari saja, melainkan sudah cukup lama. Cuma memang dalam minggu ini kenaikannya lebih agresif dibandingkan sebelumnya yang kenaikannya bisa 300 sampai 500 perak," tutur Abdullah saat dihubungi Kompas.com, Senin (16/7/2018).

Abdullah pun mengakui, kenaikan harga telur ayam tersebut tak hanya merisaukan konsumen, melainkan juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan pedagang.

Pasalnya, selain semakin sulit menjualnya para pedagang juga mengalami kesulitan dalam memperoleh telur ayam tersebut. Kesulitan itu semakin diperparah dengan tak mampunya para pedagang menambah modal jualannya.

"Semakin mahal harga semakin sedikit jumlah produksi yang kami dapat. Modal kami katakanlah sehari sejuta ya, ya sehari terus sejuta. Kami enggak bisa tambah modal lagi. Produksinya kan semakin berkurang," ujar Abdullah.

Baca juga: Pedagang Juga Khawatirkan Naiknya Harga Telur Ayam

Lebih lanjut dia mengatakan, para pedagang membeli telur ayam dari produsen dengan harga mencapai Rp 26.000 per kilogram. Oleh sebab itu, mereka menjualnya kembali ke konsumen pada kisaran Rp 28.000 hingga Rp 29.000 per kilogram.

"Selepas Lebaran sampai sekarang ritmenya naik terus, enggak ada penurunan. Otomatis ya kami naikkan harga karena kami terima itu harganya sudah tinggi, enggak mungkin dong kami jual rugi," imbuh Abdullah.

Minimnya produksi ayam petelur

Abdullah pun kemudian mengidentifikasi penyebab kenaikan harga telur ayam tersebut. Menurut dia, minimnya produksi komoditas ayam petelur menjadi biang keladi mahalnya harga telur di pasaran.

Halaman:


Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com