Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Indonesia Buka Pintu Selebar-lebarnya untuk Produk Palestina

Kompas.com - 07/08/2018, 05:38 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mewujudkan bentuk dukungan terhadap Palestina dalam berbagai hal, termasuk di bidang ekonomi, dalam hal ini melalui kesepakatan dagang.

Dalam kesepakatan dagang ini Indonesia membuka pintu seluas-luasnya produk asal Palestina tanpa dikenakan tarif bea masuk atau 0 persen.

Kesepakatan tersebut dikukuhkan melalui penandatanganan Implementing Agreement (IA) pada nota kesepahaman tentang penghapusan tarif bea masuk bagi produk kurma dan minyak zaitun murni di gedung Kementerian Perdagangan, Senin (6/8/2018). Penandatanganan dilakukan oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita bersama Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun.

"Implementasinya ditargetkan mulai satu bulan setelah penandatanganan ini," kata Enggar kepada pewarta.

Baca juga: Ini Cara Indonesia Membantu Palestina di Sektor Perdagangan

Sebagai tahap awal, produk yang dibebaskan dari bea masuk adalah kurma dan minyak zaitun murni. Ke depannya, Enggar tidak menutup kemungkinan produk lain juga akan dibebaskan dari tarif bea masuk sehingga dapat meningkatkan perdagangan Palestina.

Kebijakan membebaskan tarif bea masuk terhadap produk apapun dari Palestina sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo sebelumnya. Presiden Jokowi meminta supaya Indonesia membuka pintu selebar-lebarnya terhadap produk asal Palestina, sehingga Kemendag membebaskan Palestina untuk mengirim produk apa saja ke Indonesia.

"Berapapun yang mereka mau (ekspor), jadi tidak ada kuota, tidak terbatas. Berapa yang mau mereka kirim, kami ambil. Tentu yang bisa diserap oleh pasar," tutur Enggar.

Kerja sama perdagangan Indonesia dengan Palestina bisa disebut lebih istimewa ketimbang dengan negara lain. Meski bentuk kerja sama perdagangannya berupa Preferential Trade Agreement (PTA), Indonesia tidak memberlakukan tahapan pada umumnya terhadap Palestina, seperti melakukan studi kelayakan hingga bertukar daftar komoditi apa saja yang ingin diperdagangkan.

"Kami tanda tangani (kerja sama dengan Palestina) dalam bentuk PTA. PTA sekaligus sebagai bentuk pengakuan atas ekonomi Palestina," ujar Enggar.

Setelah mencapai kesepakatan, Kemendag kini menunggu daftar produk apa saja yang akan diekspor oleh Palestina. Nantinya, Indonesia juga akan mengirim daftar produk yang akan mereka ekspor juga ke Palestina sesuai dengan kebutuhan mereka.

"Presiden perintahkan, buka seluas-luasnya untuk Palestina. Kita tunjukkan bahwa bukan hanya retorika support Palestina, tetapi secara sungguh-sungguh," ucap Enggar.

Dari riwayat selama ini, volume perdagangan Indonesia-Palestina belum terlalu besar. Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai total perdagangan kedua negara pada 2017 tercatat sebesar 2,39 juta dollar AS dan seluruhnya merupakan perdagangan nonmigas.

Bila dirinci, ekspor Indonesia ke Palestina tahun 2017 sebesar 2,05 juta dollar AS dan impor Indonesia dari Palestina sebesar 341.000 dollar AS dengan komoditinya berupa kurma. Kondisi itu membuat neraca perdagangan Indonesia-Palestina tahun 2017 surplus untuk Indonesia sebesar 1,7 juta dollar AS.

Sementara untuk periode Januari-Mei 2018, total perdagangan Indonesia dengan Palestina mencapai 1,62 juta dollar AS. Rinciannya, ekspor Indonesia ke Palestina 912.500 dollar AS dan impor Indonesia dari Palestina 717.000 dollar AS.

Adapun komoditi ekspor Indonesia ke Palestina antara lain ekstrak, konsentrat, dan sari kopi dan teh; pasta; parfum; roti; dan sabun. Sementara produk impor Indonesia dari Palestina adalah kurma, baik kurma kering maupun kurma basah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fitch Ratings Proyeksi Defisit Anggaran Pemerintahan Prabowo-Gibran Melebar Dekati 3 Persen

Fitch Ratings Proyeksi Defisit Anggaran Pemerintahan Prabowo-Gibran Melebar Dekati 3 Persen

Whats New
RI Raup Rp 14,8 Triliun dari Ekspor Tuna, Pemerintah Harus Jaga Populasinya

RI Raup Rp 14,8 Triliun dari Ekspor Tuna, Pemerintah Harus Jaga Populasinya

Whats New
OJK Sebut Porsi Pembiayaan Kendaraan Listrik Baru 0,01 Persen

OJK Sebut Porsi Pembiayaan Kendaraan Listrik Baru 0,01 Persen

Whats New
Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren Masuk Tahap Evaluasi Awal

Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren Masuk Tahap Evaluasi Awal

Whats New
[POPULER MONEY] 2.650 Pekerja Pabrik di Jabar Kena PHK dalam 3 Bulan Terakhir | Percikan Api Bikin Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara

[POPULER MONEY] 2.650 Pekerja Pabrik di Jabar Kena PHK dalam 3 Bulan Terakhir | Percikan Api Bikin Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara

Whats New
Mesin Pesawat Garuda Terbakar Usai 'Take Off', Kemenhub Lakukan Inspeksi Khusus

Mesin Pesawat Garuda Terbakar Usai "Take Off", Kemenhub Lakukan Inspeksi Khusus

Whats New
Apa Itu Saham Syariah? Simak Pengertian dan Karakteristiknya

Apa Itu Saham Syariah? Simak Pengertian dan Karakteristiknya

Earn Smart
Simak 3 Tips Melunasi Pinjaman Online secara Efektif

Simak 3 Tips Melunasi Pinjaman Online secara Efektif

Whats New
Cara Migrasi PLN Pascabayar ke Prabayar lewat Aplikasi

Cara Migrasi PLN Pascabayar ke Prabayar lewat Aplikasi

Whats New
PLN Akan Tambah 111 SPKLU di Berbagai Lokasi 'Rest Area' Tol

PLN Akan Tambah 111 SPKLU di Berbagai Lokasi "Rest Area" Tol

Whats New
3 Cara Cek Tabungan BRI Simpel Simpanan Pelajar

3 Cara Cek Tabungan BRI Simpel Simpanan Pelajar

Earn Smart
Gandeng Swiss Re, Jasindo Bakal Kembangkan Layanan Mitigasi Risiko

Gandeng Swiss Re, Jasindo Bakal Kembangkan Layanan Mitigasi Risiko

Whats New
Tarik Tunai BCA di ATM BRI Kena Biaya Berapa?

Tarik Tunai BCA di ATM BRI Kena Biaya Berapa?

Whats New
Integrasi dan Agregasi, Kunci Optimalisasi Pemanfaatan Gas Bumi di Masa Transisi

Integrasi dan Agregasi, Kunci Optimalisasi Pemanfaatan Gas Bumi di Masa Transisi

Whats New
Bansos Beras Lanjut Setelah Juni? Airlangga: Belum Pernah Dibahas

Bansos Beras Lanjut Setelah Juni? Airlangga: Belum Pernah Dibahas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com