Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembangan Pariwisata Indonesia Lebih Cepat jika Berbasis MICE

Kompas.com - 18/09/2018, 10:10 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya pemerintah dalam mengedepankan sektor pariwisata dinilai akan lebih pesat perkembangannya bila berbasis pada MICE. MICE merupakan akronim dari bahasa Inggris yang terdiri dari Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro dalam diskusi di Kementerian Keuangan, Senin (17/9/2018), menyampaikan konsep pengembangan pariwisata berbasis MICE bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah secara signifikan. Hal ini terbukti dari pengalaman serupa yang telah dilaksanakan beberapa daerah di luar negeri.

"Kita bisa belajar dari pengalaman Davos sebagai tuan rumah World Economic Forum. Davos itu kota kecil di Swiss, tapi bisa menyelenggarakan acara besar seperti itu," kata Bambang.

Bappenas merujuk data perhelatan World Economic Forum di Davos tahun 2001 silam, di mana ada 4.600 peserta dan pengunjung serta diisi dengan 200 pertemuan. Dengan kondisi tersebut, dampak ekonomi langsung World Economic Forum terhadap Davos tercatat sebesar 15,7 juta franc dan dampak ekonomi tidak langsungnya sebesar 7 juta franc.

Baca juga: Kemenpar Libatkan Perempuan Indonesia untuk Bangun Industri MICE

Sementara, biaya yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan World Economic Forum sebesar 2 sampai 2,5 juta franc. Maka, dengan total dampak ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung, dikurangi dengan biaya penyelenggaraan, Davos mendapat untung hampir sekitar 20 juta franc.

Pariwisata berbasis MICE di Indonesia sudah beberapa kali dilakukan, seperti yang ada di Bali. Bappenas mencatat, ketika Bali jadi tuan rumah Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) tahun 2013, pertumbuhan ekonomi Bali tumbuh di atas 6,5 persen pada 2012 dan 2013.

Pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2012 sebesar 7 persen terjadi karena penyiapan infrastruktur menjelang perhelatan APEC. Sementara pertumbuhan ekonomi tahun 2013 sebesar 6,7 persen didorong dari penyelenggaraan APEC.

"Amerika saja pada 2012 ada 1,83 juta meetings dan 224,9 juta peserta. Dari situ, kontribusi ekonomi langsung terhadap travel and tourism sebesar 130 miliar dollar AS," tutur Bambang.

Dalam waktu dekat, Indonesia selaku tuan rumah akan menggelar Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Bali. Bambang meyakini, Bali akan merasakan dampak ekonomi yang sangat besar dari kegiatan tersebut, di mana rencananya dihadiri oleh 19.800 peserta dari 189 negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com