Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara Berkembang Sepakat Bawa Isu Perang Dagang ke WTO

Kompas.com - 13/10/2018, 19:22 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Icha Rastika

Tim Redaksi

NUSA DUA, KOMPAS.com - Negara-negara berkembang anggota IMF dan Bank Dunia sepakat melaporkan tentang dampak negatif perang dagang ke World Trade Organization (WTO).

Kesepakatan untuk melaporkan hal tersebut ke organisasi yang khusus mengatur tentang perdagangan internasional itu dicapai dalam Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali.

"Mengenai perdagangannya sendiri, semua sepakat bahwa masalah perdagangan ini harus diselesaikan bersama. Pada akhirnya, sinergi kolaborasi kebijakan dibutuhkan. Dibawalah isu perdagangan ini ke isu multilateral, ke dalam WTO, untuk mencari solusinya," kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Dody Budi Waluyo dalam konferensi pers di Nusa Dua Beach Hotel, Sabtu (13/10/2018).

Baca juga: Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Bali Diapresiasi Para Delegasi

Dody menyampaikan, penegasan untuk bersama-sama melawan dampak negatif perang dagang telah disuarakan oleh Presiden Joko Widodo.

Kepala Negara menyampaikan hal tersebut saat membuka Rapat Pleno Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 yang merupakan momen bagi perwakilan 189 negara anggota IMF berkumpul, sekaligus sebagai acara puncak dari Pertemuan Tahunan.

Jokowi menyampaikan pesannya dengan mengumpamakan cerita serial televisi Game of Thrones.

Menurut dia, di kala negara-negara besar saling menyerang melalui kebijakan perdagangannya, justru ada ancaman lain yang menyasar seluruh negara, baik yang kaya maupun miskin.

Baca juga: AP II Sepakati 3 Kerja Sama dalam Acara IMF, Ini Rinciannya

Oleh karena itu, menurut Jokowi, hal yang harus ditempuh saat ini adalah kerja sama untuk keberlanjutan seluruh negara di dunia.

"Seperti disampaikan dalam pidatonya Presiden, bahwa tidak ada satu negara pun yang diuntungkan. The winner atau the loser pasti akan mengalami kerugian. Itu memang pada akhirnya, sinergi kolaborasi kebijakan dibutuhkan," tutur Dody.

Ketika ditanya lebih lanjut apa langkah konkret dari kesepakatan atau komitmen negara berkembang tersebut, Dody belum menjelaskannya.

Namun, dia memastikan akan ada langkah lanjutan dan momen yang tepat hingga secara resmi melaporkan ke WTO.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

GOTO Catat Rugi Bersih Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024, Susut 78 Persen

GOTO Catat Rugi Bersih Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024, Susut 78 Persen

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com