Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Venezuela Selangkah Menuju Default, Pelajaran Apa yang Kita Petik?

Kompas.com - 11/08/2017, 13:30 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Kompas TV Ratusan Warga Dukung Pemberontakan terhadap Presiden Maduro

Namun untuk kepailitian negara, tidak ada lembaga yang bisa memberikan keputusan atau penyelesaian terhadap kepailitian tersebut.

Hal yang sering dilakukan oleh negara-negara default adalah restrukturisasi dikarenakan sangat sulit bagi Kreditor untuk menguasai aset dari suatu atau memaksa suatu negara untuk menjual asetnya dalam rangka pembayaran utang.

Kreditor tidak bisa serta-merta melanggar kedaulatan suatu negara dan melakukan invansi untuk menyita aset dan hal paling memungkinkan adalah menyita aset negara tersebut yang ada di negara lain.

Namun ada beberapa kasus default negara seperti di Mesir, Turki, Chili, di mana kreditor dapat meminta untuk menguasai aset-aset tambang negara terkait sebagai pelunasan dari utang terkait.

Hal-hal tersebut akan sangat bergantung pada kesepakatan negara terkait dengan para kreditornya.

Hal merugikan lainnya adalah memberikan reputasi yang buruk atas kemampuan membayaran suatu negara sehingga menyulitkan suatu negara untuk memperoleh hutang di masa depan.

Di masa lalu default bahkan bisa menyebabkan perang antara negara kreditor dengan negara debitor seperti kasus Inggris yang menyerang Mesir pada tahun 1882 walaupun hal tersebut terjadi sebelum berdirinya PBB.

Apakah Indonesia bisa alami default?

Berdasarkan Pasal 17 ayat (3) dari UU keuangan negara disebutkan defisit anggaran dibatasi maksimal 3 persen dari PDB dan jumlah pinjaman dibatasi maksimal 60 persen dari PDB.

Menurut data kementerian keuangan saat ini rasio utang terhadap PDB pada tahun 2016 adalah 27,9 persen. (Baca: Sri Mulyani: Kenapa Takut Utang? Harta Kita Banyak)

Menurut ketentuan yang berlaku maka jumlah utang yang diambil oleh Pemerintah Indonesia saat ini secara hukum sah-sah saja karena belum melewati threshold 60 persen tersebut.

Diharapkan dengan adanya threshold tersebut, Indonesia akan dapat menggunakan hasil dari PDB tersebut untuk menutup utang-utang yang jatuh tempo.

Namun Indonesia tetap perlu berhati-hati dalam belanja infrastrukturnya, harus lebih memfokuskan pembangunan infrastruktur yang dapat menggerakan ekonomi dengan cepat, sehingga dapat meningkatkan PDB dengan cepat pula.

Dan, mungkin juga harus mendiversifikasi porsi belanja terbesarnya tidak hanya di infrastruktur tapi juga di bidang-bidang lain yang dapat menggerakan ekonomi lebih cepat.

"Terutama yang dapat meningkatkan ekspor sehingga dapat dengan cepat meningkatkan cadangan devisa negara," pungkas Giovanni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:



Terkini Lainnya

Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Whats New
Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Whats New
Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Whats New
Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Whats New
Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Whats New
Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Whats New
BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

Whats New
[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

Whats New
Jadwal Operasional BCA Selama Libur dan Cuti Bersama Kenaikan Isa Almasih

Jadwal Operasional BCA Selama Libur dan Cuti Bersama Kenaikan Isa Almasih

Whats New
Duduk Perkara Gagal Bayar TaniFund sampai Pencabutan Izin Usaha

Duduk Perkara Gagal Bayar TaniFund sampai Pencabutan Izin Usaha

Whats New
Hanwha Life Akuisisi 40 Persen Saham Nobu Bank

Hanwha Life Akuisisi 40 Persen Saham Nobu Bank

Whats New
CIMB Niaga Tawarkan Reksa Dana Saham Syariah dalam Dollar AS

CIMB Niaga Tawarkan Reksa Dana Saham Syariah dalam Dollar AS

Earn Smart
Seberapa Besar Potensi Investasi Emas Digital?

Seberapa Besar Potensi Investasi Emas Digital?

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com