Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Ali Muharam, Sosok di Balik Camilan Populer "Makaroni Ngehe"

Kompas.com - 24/08/2017, 06:14 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

Pekerjaan menjadi penjaga toko pun dia jalani, karena memiliki lokasi indekos di kawasan Jakarta Pusat, Ali memiliki kendala yakni biaya ongkos menuju tempat kerjanya di Kelapa Gading.

Jauhnya jarak tempat tinggal sementara dan lokasi pekerjaan menjadi kendala, setiap harinya  Ali harus mengeluarkan ongkos sebesar Rp 20.000 untuk biaya transportasi diluar biaya makan, sedangkan gaji setiap bulan yang dia peroleh hanya Rp 900.000.

"Sampai suatu waktu saya tidak makan siang disaat orang lain sibuk makan siang, karena  kehabisan uang, tetapi ada mbak-mbak penjaga toko lain lihat saya enggak makan, kemudian saya diberi makanan yang dia bawa dan dibagi dua untuk saya dan dia, itu jadi makan siang terbaik saya," jelasnya.

Namun kini, kisah kehidupan Ali telah berbeda, kisah-kisah Ngehe kehidupan Ali tak lagi berlanjut, kali ini dirinya sibuk mengurusi bisnis kuliner yang dia tekuni, yakni bisnis panganan olahan makaroni.

Bermodalkan pinjaman modal dari rekan dekatnya dan rasa nekat, dirinya memberanikan diri menggeluti usaha mandiri dengan modal awal Rp 20 juta.

"Modal awal (Makaroni Ngehe) saya pinjam ke teman Rp 20 juta, itupun saya tidak tahu bagaimana nanti balikin pinjamannya, apakah usaha saya jalan dan berkembang," kata Ali.

Bermodalkan Rp 20 juta, dirinya pun mencari tempat peruntungan untuk memulai usaha Makaroni Ngehe di Jakarta, dan mendapatkan lokasi di Kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat yang dia kontrak secara bulanan.

Dari ide awal untuk memulai usaha dengan media gerobak pun berubah menjadi sebuah toko kecil berukuran 2x3,5 meter, tahap demi  tahap dia lalui, mulai dari penataan konsep warna toko, tata pencahayaan, hingga memasak, dan melayani dengan sendiri.

"Saya jalani sendiri, dan saya tidur di sana menyatu dengan dapur di outlet pertama, setiap habis operasional jam 22.00 WIB saya bersihkan lumuran minyak, saya pel, kemudian pakai alas kertas roti dan tumpukan selimut untuk tidur setiap harinya," cerita Ali.

Usahanya pun tak sia-sia, dari omzet satu bulan dengan satu outlet sekitar Rp 30.000 per hari,  akhirnya delapan bulan usahanya berjalan, Ali mampu mengembalikan modal usaha yang dia pinjam sebesar Rp 20 juta.

"Saya cicil setiap bulannya dan bulan kedelapan lunas, dari awal omzet Rp 30.000 naik jadi Rp 100.000, naik lagi hingga Rp 500.000 per hari, saat itu saya bahagia sekali, karena hasil dari keringat sendiri, dari situ saya beranikan buka cabang," jelas Ali.

Kini Makaroni Ngehe sudah merambah di berbagai kota mulai dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, hingga Yogyakarta dan mampu menghabiskan makaroni 30 ton per bulan.

Ali pun bahagia telah membuka lapangan pekerjaan bagi 400 orang yang berkerja dengan dirinya, tak hanya itu, Makaroni Ngehe juga tengah membuka cabang baru yang diberi nama Makaroni Ngehe Premium dimana oultet tersebut dibuka di mal atau pusat perbelanjaan di Jakarta dan Yogyakarta. 

Kompas TV Kota Garut Jadi Pusat Produk Berbahan Kulit yang Diminati
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com