Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melaut Gunakan Gas Lebih Hemat, Nelayan Kini Bisa Menabung

Kompas.com - 08/09/2017, 12:00 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

DEMAK, KOMPAS.com - Nelayan kecil di wilayah Demak, Jawa Tengah mendapatkan bantuan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui PT Pertamina (Persero) berupa konventer kit, mesin kapal, dan dua tabung gas elpiji 3 kilogram.

Adapun program tersebut merupakan upaya pemerintah melaksanakan program Konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG). Pada kesempatan tersebut 513 nelayan skala kecil tampak semringah menerima paket bantuan dari pemerintah.

Senyum haru bahagia tampak di wajah ratusan nelayan kecil yang menggantungkan mata pencahariannya pada laut.

Matriman, nelayan asal Desa Bedono, Sayung, Demak, Jawa Tengah, bercerita dengan lantang di depan pejabat daerah, Kementerian ESDM, hingga Pertamina.

Matriman mengungkapkan, dirinya sudah menggunakan kapal berbahan bakar gas sejak satu tahun lalu setelah mendapatkan bantuan paket konverter kit pada periode satu tahun lalu.

(Baca: Nelayan Gunakan Elpiji, Pemerintah Jamin Pasokan Elpiji Lancar)

 

Menurutnya, menggunakan gas sebagai bahan bakar kapal untuk melaut lebih irit biaya bahan bakar dibandingkan dengan menggunakan BBM.

"Kalau untuk bensin sekali melaut biaya keluar Rp 25.500 sampai Rp 34.000 untuk 3 sampai 4 liter bensin per hari. Kalau gas hanya Rp 38.000 untuk 2 tabung 3 kilogram, dan bisa dipakai 3 sampai 4 hari," ujarnya di Morodemak, Demak, Jawa Tengah, Kamis (7/8/2017).

Uniknya, Matriman mengatakan, selain lebih irit, kini dirinya bisa menyisihkan uang keperluan bahan bakar untuk menabung, yang dulunya belum terpikirkan saat menggunakan BBM.

"Karena ini saya jadi bisa menabung, Alhamdulillah punya tabungan buat anak istri, kalau dulu enggak," ungkapnya.

Dia meminta, agar rekan-rekan nelayan kecil lainnya bisa didata agar cepat mendapatkan bantuan tersebut.

(Baca: Galakkan Penggunaan Gas, Pemerintah Beri Nelayan Konverter Kit)

Senada dengan Matriman, Bupati Demak M. Natsir mengatakan konversi BBM ke BBG memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian dan tingkat kesejahteraan nelayan.

Natsir mengungkapkan, Demak memiliki luas pesisir sebesar 43 sampai 45 persen dari luas wilayah Demak sebesar 89.743 hektar, dan sektor kelautan dan perikanan tumpuan utama ekonomi masyarakat disamping pertanian, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), dan pariwisata.

"Tidak adalagi cerita kalau cuaca buruk, nelayan Demak tidak bisa makan," kata Natsir.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, Kabupaten Demak menerima alokasi pembagian paket sebanyak konverter kit 513 unit pada tahun 2017 dan tahun 2016 telah menerima 400 unit.

Kementerian ESDM melalui PT Pertamina (Persero) menargetkan bisa mendistribusikan 16.981 konver ter kit di seluruh Indonesia dengan total anggaran sebesar Rp 120,9 miliar.

Adapun, pemberian paket perdana konverter kit untuk nelayan terdiri dari mesin kapal, konverter kit serta pemasangannya dan tabung Elpiji 3 kilogram beserta isinya.

Sementara itu, kriteria penerima adalah nelayan pemilik kapal kurang lebih 5 Gros Ton (GT), kapal yang dimiliki berbahan bakar bensin, serta belum pernah menerima bantuan sejenis.

Kompas TV Selain mengurangi dampak aroma tidak sedap, pengolahan sampah juga membantu meringankan beban warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com