JAKARTA, KOMPAS.com - Pengguna Commuterline Jabodetabek mengaku keberatan dengan wacana pemerintah atau Bank Indonesia (BI) akan menerbitkan aturan pengenaan biaya tarif isi ulang (fee top up) uang elektronik.
Deddy Herlambang Koordinator Komunitas Commuterline Mania mengatakan, pengenaan biaya isi ulang bisa memberatkan para pengguna commuterline yang setiap hari menggunakan uang elektronik tersebut sebagai saranan pembayaran tiket.
"Jelas kalau untuk pengenaan tarif isi ulang (uang elektronik) bagi kami terlalu memberatkan, memang nilainya kecil Rp 1.500 sampai Rp 2.000 tapi isi berkali-kali," ujar Deddy kepada Kompas.com, Senin (18/9/2017).
Menurutnya, sebagai pengguna angkutan umum, seharusnya masyarakat diberikan insentif dan bukan diberkan beban biaya tambahan berupa biaya pengisian uang elektronik.
(Baca: Siap-siap, "Top Up" Uang Elektronik Bakal Kena Biaya)
"Seharusnya pemerintah memberikan insentif karena kami ini sudah menggunakan angkutan umum paling tidak kami ini tidak menggunakan kendaraan pribadi dan mengurangi kepadatan lalulintas dan kemacetan," tegasnya.
Deddy menambahkan, saat ini pemerintah diharapkan berfikir ulang dan mengkaji lebih dalam terkait pungutan biaya isi ulang uang elektronik kepada masyarakat.
Ahmad Bustomi (25) salah satu pegawai swasta asal Kota Tangerang, mengatakan, wacana Bank Indonesia menerapkan biaya terhadap isi ulang uang elektronik dinilai tidak tepat dan memberatkan pengguna jasa transportasi umum.
"Kerja sehari-hari pakai kartu uang elektronik, untuk bayar commuterline, kadang buat bayar tiket busway juga, kalau dibebani biaya isi ulang pasti keberatan," jelasnya.
(Baca: YLKI: Biaya Top Up Uang Elektronik Tidak Fair untuk Konsumen)
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.