Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kena Pajak Penghasilan, Terlambatkah Berinvestasi Emas Sekarang?

Kompas.com - 10/10/2017, 11:00 WIB
Aprillia Ika

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Seperti kita ketahui, sejak 2 Oktober 2017 berlaku aturan baru pembelian emas batangan di seluruh cabang PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

Setiap pembelian emas batangan akan dikenakan pajak penghasilan sebesar 0,45 persen bagi pembeli yang memiliki kartu NPWP dan 0,9 persen bagi pembeli yang tidak memiliki kartu NPWP.

Dengan demikian, pembelian emas batangan kini menjadi lebih mahal karena ada tambahan biaya yang harus dikeluarkan.

Bagi Anda yang akan memulai investasi emas, tentunya akan berfikir ulang untuk membeli emas batangan, bukan?

Namun menurut Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) Stephanus Paulus Lumintang, tidak ada kata terlambat untuk berinvestasi. Dengan catatan, investasi tersebut adalah untuk jangka panjang.

Menurut dia, tidak masalah saat ini Anda membeli emas batangan di harga berapapun jika tujuannya untuk ditabung (savings).

"Jangan berfikir memanfaatkan momen untuk jual dulu. Tapi jika Anda adalah trader, ya silahkan berfikir kapan akan dijual," kata dia kepada Kompas.com, akhir pekan lalu.

Menurut dia, pajak 0,45 persen bagi yang memegang kartu NPWP itu kecil.

"Contoh pembelian 1 kilogram emas, harganya Rp 600 juta. Maka pemegng NPWP harus membayar Rp 2,7 juta untuk pajak. Itu kecil dan bisa jadi pengurang SPT," papar Paulus.

Dia melanjutkan, besaran pajak 0,45 persen juga lebih kecil dibandingkan dengan pajak restoran yang mencapai 10 persen. Sehingga angka 0,45 persen bagi Paulus masih sangat masuk akal.

Antam Vs UBS

Nah, bagi investor jangka panjang ada baiknya bijak memilih cap di emas batangannya. Saat ini ada dua cap emas batangan yang beredar yakni cap Antam dan cap UBS. Apa bedanya?

Menurut Paulus, dari sisi investasi, sama saja antara cap Antam dan UBS sebab harga emas terus berfluktuasi. Potensi kenaikan emas batangan cap Antam dan cap UBS juga mengikuti harga emas dunia.

Hanya saja, lanjut Paulus, cap Antam sudah terdaftar di London Bullion Market Association (LBMA) sementara UBS belum. Dengan demikian penjualan emas batangan cap Antam bisa lebih luas dan diakui internasional.

"Hal itu membuat beda harga antara emas batangan cap Antam dengan cap UBS," lanjut Paulus.

Kompas TV Beli Emas Kena Pajak Penghasilan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com